Header Ads

HARI DIFABEL INTERNASIONAL 2013



'Kita banyak yang belajar bahasa asing, Inggris, Perancis, Spanyol. Tapi kita melupakan bahasa yang sebenarnya dekat dengan kita yaitu bahasa isyarat!'

Begitulah kurang lebih yang dikatakan Babe Broto sang pembina anak anak tuli Deaf Art Community (DAC). Batin saya terusik terus terang. Ada saudara saudara kita tuli yang luput dari perhatian saya. Mereka nyata di sekitar kita, bagaimana bisa saya tidak bisa bahasa isyarat sebagai komunikasi dengan mereka.

Pun Sabtu kemarin saya ikut dalam pelatihan bahasa isyarat di Psikolgi UGM. Ini salah satu acara 'Perayaan Hari Difabel Internasional' yang puncaknya pada Selasa, 3 Desember 2013. Di sini, saya mendapat pencerahan jika bahasa isayarat mudah dan menyenangkan.

Begini saya jelaskan beberapa detailnya!

Saat kita berkomunikasi dengan seorang tuli dan ingin mengatakan 'berak', kita tidak usah rumit rumit. Cukuplah kita memainkan mimik dan bahasa tubuh yang menunjukkan ingin buang air besar. Atau 'minum' kita gunakan tangan tanda bergerak ke depan mulut. Gampang sekali!

Di hari kedua, Minggu pagi tadi, lomba bahasa isyarat. Aduh ... menyesal saya tidak ikut karena bangun kesiangan setelah semalam nonton bareng wayang yang di situ sobat saya Hendricus Widi tampil. Akhirnya saya hanya jadi penonton deh .... Cemen banget, ya!

Satu poin menarik dari acara ini, saya mendapat saudara tuli baru dari Solo, Malang, Jogja, Salatiga, Sukoharjo, dan kota lain. Kami berinteraksi yang mengasyikkan. Sama kok dengan mengobrol biasa. Ini salah satu teman baru saya: Ghie Louphee Olweiz, ia dari Bengkulu. Sekarang ia sedang belajar desain grafis di Jogja. Selamat datang di Jogja, Anggi. Atau, Lieya Rochma, ia perancang busana yang hebat. Terima kasih atas inspirasi kalian ....

Oya, jangan lupa tanggal 3 Desember kita nonton pertunjukan DAC ya. Nanti teman teman #Capoeira #Senzala #Jogja ikut andil menyemarakkan acara. Sampai bertemu di Gedung Purna Budaya UGM, ya ....

Tidak ada komentar