Header Ads

Merasakan Kesuksesan Sahabat

Menikmati kesuksesan seorang sahabat butuh pengorbanan. Masa masa berjuang bersama, menertawakan hidup, saling berbagi kisah pedih, akhirnya berbalas sudah. Meskipun aku belum mereguk kegelimangan, setidaknya satu bagian jiwaku telah merasakannya. Sahabat.

Rasa cita ini tak begitu saja terbentuk. Terkadang ada sebersit tanya, mengapa kami tak mencapai kesuksesan bersama. Sering pula rasa cemburu mengemuka melunturkan persahabatan yang telah lama kami jalin. Tapi secepat juga hatiku berkata lain untuk merelakan sahabatku lebih awal merasakan. Menyusul diriku.

Berganti posisi dengan ia yang pernah mengisi hatiku, pasti ada rasa yang ia pendam. Pasti ia memikirkan diriku, tak rela jika cita cita sahabatnya belum tercapai. Meski terpisah jarak, ia tanpa sepengetahuanku mengirimkan doa. Pasti kepadaku. Agar suatu saat kami kembali menikmati hari indah bersama.

Selamat teruntuk sahabatku. Semoga kau bahagia. Tunggulah aku di taman kita sering bergurau di senja hari.

11 komentar:


  1. Tenang aja, aku masih nganggur kok. Pun belum nikah. Kau aja duluan gih.

    BalasHapus
  2. Idih Ge errrrrrr.
    Itu khusus buat mantan pembantuku kaleeee hehehe

    BalasHapus

  3. Mending Gede Rasa daripada Gede Dosa.

    BalasHapus
  4. Gede Pramana? Dicolok matamu ama tu mentri.

    BalasHapus

  5. Siapa itu? Jangan ngomongin politik ach, saru. Mau kau dibunuh para demonstran, macam nasib Ketua DPRD Sumut???

    BalasHapus
  6. Ambil i'tibar-nya, Ndhy. Ternyata bangsa ini belum siap berdemokrasi.

    BalasHapus
  7. Bukan masalah siap tidak siap. Menurutku demokrasi tidak cocok buat bangsa ini.
    Mending diganti sistem adu panco. Ha6

    BalasHapus

  8. Ah, cerdas!!! Atau adu gulat berminyak-minyak. Maaf Fa, aku tak mau bergumul bersama pria.

    BalasHapus
  9. Ya dah memasak aja. Hasilnya sepadan.

    BalasHapus