Tongkat Bang Rhoma & Angel Gadis Pelupa Kunci
"Cukup satu kali kehilangan tongkat."--Rhoma Irama
Jika Bang Rhoma bersumpah, dalam sebuah lagunya, untuk tidak kehilangan tongkat tuanya, Angel justru lain. Gadis berpostur semampai ini selalu tertawa keras jika salah satu barangnya raib, kunci rumahnya tak tahu rimbanya di mana. Angel selalu menganggap kehilangan kunci adalah prestasi yang memba
nggakan.
'Semua pekerjaan guwe libas. Bos puas olehku. Apa lagi?' ucap ketus Angel di suatu pesta kebun. Ia membungkuk untuk menampar betisnya yang di situ ada nyamuk hitam.
'PR mu cuma satu, Ngel!' seru Antonius, teman sekantornya sambil menyeruput teh panas panas, dan lidahnya terbakar.
'Apa itu, Nton?'
Anton malah ngakak. Ia mengingatkan Angel jika dua hari lalu ia lupa menaruh kunci dan akibatnya tak bisa masuk rumah.
'Oh, itu?' ekspresi Angel berubah galau. 'Itu, itu ... kelemahan pada diriku. Tapi itulah keunikanku!'
'Alah, bilang saja kalau kamu sudah pikun. Perempuan pelupa itu seperti gedebok pisang. Dingin ....'
'Sialan.' Angel menarik hidung Anton.
***
Dulu, Angel uring uringan kalau kunci rumah atau lemarinya hilang. Sekarang, ia sudah menerima takdir dirinya tak bersahabat dengan kunci. Untuk menghibur hatinya, ia meletuskan tawanya yang renyah.
‘Aku masih hidup tanpa kunci …’ Angel tertawa berderai derai meskipun ia dikejar waktu saat akan tampil pada acara Tari Pendet di kampusnya. Terpaksa ia pakai kostum renang.
‘Kunci seksi! Besok besok lagi, ya ….’ Kembali Angel merem melek ketika buru buru akan maju pendadaran. Ia mengirim SMS ke dosennya yang killer untuk meminta keringanan waktu.
Terus dan terus tentang kunci.
'Semua pekerjaan guwe libas. Bos puas olehku. Apa lagi?' ucap ketus Angel di suatu pesta kebun. Ia membungkuk untuk menampar betisnya yang di situ ada nyamuk hitam.
'PR mu cuma satu, Ngel!' seru Antonius, teman sekantornya sambil menyeruput teh panas panas, dan lidahnya terbakar.
'Apa itu, Nton?'
Anton malah ngakak. Ia mengingatkan Angel jika dua hari lalu ia lupa menaruh kunci dan akibatnya tak bisa masuk rumah.
'Oh, itu?' ekspresi Angel berubah galau. 'Itu, itu ... kelemahan pada diriku. Tapi itulah keunikanku!'
'Alah, bilang saja kalau kamu sudah pikun. Perempuan pelupa itu seperti gedebok pisang. Dingin ....'
'Sialan.' Angel menarik hidung Anton.
***
Dulu, Angel uring uringan kalau kunci rumah atau lemarinya hilang. Sekarang, ia sudah menerima takdir dirinya tak bersahabat dengan kunci. Untuk menghibur hatinya, ia meletuskan tawanya yang renyah.
‘Aku masih hidup tanpa kunci …’ Angel tertawa berderai derai meskipun ia dikejar waktu saat akan tampil pada acara Tari Pendet di kampusnya. Terpaksa ia pakai kostum renang.
‘Kunci seksi! Besok besok lagi, ya ….’ Kembali Angel merem melek ketika buru buru akan maju pendadaran. Ia mengirim SMS ke dosennya yang killer untuk meminta keringanan waktu.
Terus dan terus tentang kunci.
Sumber gambar: locksmiths-phoenix.com
Post a Comment