Header Ads

Menjelang PHK Massal

Kudengar ayahku mengigau 'uang, uang, beri anakku uang.' Di lain waktu saat ia selesai shalat, aku merasa dirinya berdoa 'Tuhan, berikan putra kami uang.' Ayahku pernah berujar, 'Tak tega melihatmu tak memiliki uang, Le.'

Apa lacur, waktu belum berpihak padaku juga ayahku. PHK memang menyakitkan tapi apakah adil menyalahkan keadaan ini. Uang belum berpihak sekarang, besok rezeki kembali datang. Toh empat tahun aku berada dalam gemilang, tak pernah uang kurang. Jika Tuhan menguji dengan tak adanya penghasilan, seharusnya aku menilai kemegahan yang pernah kuterima.

Igauan tinggal harapan. Doa wajib diucapkan. Usaha yang sekarang mutlak dilakukan.

10 komentar:


  1. Ayahku juga pernah dipensiundinikan kok, Ndhy, pada saat bank tempatnya bekerja dibekuusahakan. Lima tahun mengangur bukan waktu yang singkat, dan kini kami mencoba bangkit. Semoga aku cepat dapat kerja.

    BalasHapus
  2. Aku apa eyu?Ah dasar geblek. Sami mawon.

    BalasHapus

  3. Lha, kan sesama pengangguran. Atau kita join bisnis aja yok, ternak ikan cupang. Aku yang mengaudisi para peserta.

    BalasHapus
  4. Bisnis?Jangan kebanyakan ngomong, lakukan. Aku sudah memulai walau kecil kecilan. Baru belajar manajemen. N mengembangkan usaha. Oke

    BalasHapus
  5. Halah, kau juga doyan gembar-gembor tentang novelmu, ta tunggu sampe jenggotan ga nongol-nongol.... Wek >:p

    BalasHapus
  6. Emang ko. Menunggu lebi aman posi2ne.Guwe muter2 cri ide Bang. He6. Artine tetap proses.Bkan instan.

    BalasHapus

  7. Prosesnya lama. Kalau kau tukang nasgor, udah disambit pembeli, kelamaan.

    BalasHapus
  8. Ya dah aku berwirausaha jd penjual nasgor. Ga jadi novelis jg rapapa. Pntng aku latian trus. Masalah novel trbit, hanya soal waktu. Huwaha

    BalasHapus

  9. Iya, Ndhy, optimislah. Kau pantas dapat yang terbaik. Kecap Tjap Nomor Satoe.

    BalasHapus