Header Ads

Harga Balas Dendam

Antara doa saat bersujud kepada Tuhan, aku selipkan kalimat pembalasan dendam. Kepada mereka yang secara tak adil membuatku terpuruk. Menjadikan diriku goyang terombang ambing mempertahankan posisi. Berharap Tuhan memberikan kutukan sesuai pengharapanku. Mereka menjadi bangkrut, tak utuh dalam berkeluarga, atau mati oleh penyakit yang mengerikan.

Tuhan, biarkan mereka binasa, agar diriku puas. Pertemukan kami di suatu tempat, lihatlah kami saling beradu. Tidak di dunia, tapi di tempat kami bisa memuaskan diri dalam cerca dan hina.

Benarkah aku dengan pemikiran ini? Kegagalanku harus diikuti binasanya musuh musuhku? Tidakkah mereka juga berperan membentuk jiwaku walau sekelumit? Apakah doa burukku karena dewasa belum menyentuh sanubariku? Hingga aku terus merasa hanya diriku yang berhak menikmati dunia. Dunia menurutku seorang.

Jangan jangan mereka memberiku cambukan agar aku terlecut. Lari lebih kencang meski perih yang kurasa terlebih dahulu. Atau mereka, musuhku, ingin agar aku lebih mandiri?

Agaknya berpikir positip lebih layak dilakukan daripada terus berkutat di arena penuh kekecewaan. Keindahan tidak hanya dari cantik rupa. Ketidaktampanan kadang memberi kesan mendalam.

18 komentar:

  1. Dan, besok ada selamatan. Namaku berganti Sabarman

    BalasHapus

  2. Bukankah Bocah Negeri Seberang pun pernah menghenyak Tuan Editor? Ihik, aku jadi teringat pada mendiang, sedih hatiku.... Huhuhu....

    BalasHapus
  3. Ngerokok kretek ae yuk. Biar ga sama2 sedih.

    BalasHapus

  4. Cari penyakit. Paru-parumu kan soak. Pengen mati apa???

    BalasHapus
  5. Ye, kasusmu ga bisa dialihkan padaku. Fakta bukan fiksi.

    BalasHapus

  6. Kok fiksi. Kau aja takut minum es, pengen ngudut pula.

    BalasHapus
  7. Ah bongkar kabeh aibku. Kau layak jadi pengganti Cut Tari di Insert.

    BalasHapus

  8. Tanda sayang saja, jangan disalahartikan. Cocoknya kau dikurung bareng Ryan, biar dia insaf.

    BalasHapus
  9. Oh ya biarin saja. Kenapa dipermasalahkan. Dasar latah.

    BalasHapus

  10. Aku ndak komen. Ntar rusuh lagi kek semalam. Pendukung si Gus ngamuk.

    BalasHapus
  11. Sebutlah Nyi Blorong. Uang datang kepadamu.

    BalasHapus