Header Ads

Legenda Jaka Tingkir yang Kikir dan Suka Korupsi

Riang, sederhana, dan menggemaskan saat melihat gadis-gadis Jawa bermain air di kali. Senyum mereka mengalir bersama air menuju pantai hati banyak lelaki. Rontokan rambut hitam mereka mengingatkan akan jalan belan tujuh rambut menuju surga. Hanya sepenggal itu, mendekatkan kepada kedamaian.

            Selembar kain menutupi tubuh mereka. Tak lengkap memang, tapi tak ada kesan cabul. Semua tertutupi oleh keanggunan yang terpancar bersama murahnya mentari menyinarkan kehangatan. Pijar bola mata mereka menutupi keremangan hati para peragu.

            Kecipak air dari tangan-tangan mungil mereka, mengusir ikan-ikan nakal yang ingin mengganggu. Butiran air yang dibasuhkan ke tubuh mereka menjadi penarik minat penghuni kali. Tak terkecuali diriku.

            Tak mudah bagiku untuk mendekati mereka. Gemerisik daun jati yang kuinjak, pasti akan menerbangkan mereka kembali ke gubuk mereka. Memindahkan panorama indah melayang ke angkasa. Hasrat mudaku akan buyar dan gadis-gadis itu tak akan pernah bermain lagi di sini.

            Kumengendap-endap mendekati mereka, sebisa mungkin angin sekalipun tak mungkin mengetahui. Kusimpan rahasia dan tak boleh jejaka lain merasakan kejadian laksana dongeng ini. Gadis-gadis Jawa itu masih sibuk membasuh raga mereka diselingi tawa kecil dan gurauan menyesakkan dada, dadaku.

            ______________________ terbang. Mereka terbang. Batukku mengganggu mereka.

3 komentar:

  1. Ngintip kok gak pake persiapan.

    BalasHapus
  2. Ngintip harus loss ... lepas ... kalau kamu mau jadi penulis top kaya aku, lepasin aja tuh "kecerdasanmu" yang a la @#$%^ ... Kutunggu ... wakakakakak

    BalasHapus