Header Ads

Orkestra Kabinet Rindunesia Bersatu

Presiden memimpin orkestra di malam penuh bintang. Istana negeri dihias lampu-lampu cerah menarik kunang-kunang untuk merayakan pesta masa purna tugas. Sebentar lagi kabinet berganti, presiden juga akan beristirahat dari seluruh kepenatan yang dihasilkan. Wajah sumringah sang Presiden tampak menyebar ke seluruh penjuru istana. Senyum lepas, terkulum, tersembunyi dari orang-orang kepercayaannya melingkupi. Alunan nada yang dihasilkan instrumen-instrumen berwarna kemilau terserap dalam ke telinga para hadirin.

            Terompet menyalak, ditiup penuh semangat oleh menteri ekonomi. Ada sedikit ketegangan di muka menteri itu. Tak sampai merusak harmonisasi, masih bisa ditolerir kesalahan satu not yang lepas. Tongkat sang Presiden memberi tanda agar sang peniup terompet melembutkan tiupannya.

            Menteri kehutanan menggebuk drum. Sepenuh hati dan mengentak-entak. Rasa tak puasnya karena prestasi yang kurang bagus, diluapkannya begitu saja. Nyaring dan membuat bulu kuduk berdiri. Presiden menugaskan melalui tangan kirinya agar sang menteri memperbaiki tabuhannya.

            Piano berdenting. Jemari mungil nan gemulai memainkan tuts-tuts diiringi akting yang memukau. Menyuguhkan paras yang memelas dan penuh penderitaan, berharap para penonton tersihir hatinya dan menangis bersamanya. Pemimpin departemen perdagangan menyalurkan perasaan gundahnya karena kegagalannya merancang peraturan-peraturan pengikat pebisnis nakal.

            Presiden memerintahkan seluruh pemusik mengganti musik menjadi reggae. Tentu tanpa daun rasta. Cukup berimprovisasi bebas, tak mementingkan perintah sang pengatur laku. Presiden meninggalkan seluruh menteri yang sekarang menyenandungkan lagu tak tentu arah. Salah satu menteri berdiri meniupkan trombone penuh ekspresi, bergantian dengan yang lain. Musik menjadi lebih hidup, ada sesuatu yang seperti meluap.

            Tamu-tamu terhibur dengan pertunjukkan yang tak biasa ini. Mereka bergoyang, bertepuk-tangan, menikmati suasana baru. Presiden memang telah mengubah orkestra ini menjadi tontonan yang menyegarkan. Membebaskan imajinasi para menteri tampaknya menjadi resep ampuh untuk menjalankan roda pemerintahan.

            Ide baru ini membuat sang Presiden enggan beranjak dari kursi empuknya. Dia ingin kembali mencalonkan diri. Tak jadi beristirahat dan menikmati masa pensiunnya. Kekuasaan terlalu indah untuk ditinggalkan. Orkestra baru itu memberi semangat baru untuk membalas kekurangan yang selama ini seakan menjadi bayang-bayang sang Presiden.

            Akan ada penampilan orkestra Pemerintah pada lima tahun mendatang.

 

 

 

2 komentar:

  1. Tak lengkap rasanya, reggae tanpa Cannabis Sativa. Kuusulkan pembentukan departemen baru, Departemen Perkebunan, supplier tunggal dan satu-satunya pedagang rumput rasa Marley. Mengebul asap di auditorium konser, para penguasa terbuai dalam euforia. Alangkah indahnya.

    BalasHapus
  2. Ya boleh, aku suruh catat tuh Menteri Sekretaris Negeri. Tunggu gosip selanjutnya

    BalasHapus