Header Ads

JUAL PIDI BAIQ atau ROKOK?

Ketika rokok telah berkawan dengan mahasiswa, tunggulah kehancurannya!

Rabu, 11 Juni 2015, tak sengaja saya mendapati Gedung Mandala Unsil, aula serbaguna, bingar oleh suara musik dengan panitia acaranya berseragam kaos hitam. Saya pikir akan ada rekrutmen besar besaran gotic, dukun, cenayang, atau penganut ilmu hitam. Nuansa yang saya tangkap memang kelam. Pun, saya mendekat ke salah satu mahasiswa penunggu gerbang masuk acara berjuluk Kohfu: Kingdom of Have Fun. Kerajaan Bergembira Ria. Nah kan, saingan Lia Eden si pemilik kerajaan Surga Eden! Pasti, si Aa di depan saya semacam ridwan dan malik pembuka pintu surga neraka.

'Butuh berapa orang untuk segera naik surga, A?' tanya saya.

Jelas bingung si Aa di hadapan saya. Ia mengode temannya mendekatinya dan membisiki sesuatu. Temannya berkata pada saya:

'Pidi Baiq, Pak!' serunya.

'Pidi Baiq yang terkenal itu? Seniman Bandung yang sakit jiwa itu? Filsuf gendeng berwajah tak tampan namun berhati batu akik itukah?'

Dua mahasiswa di muka saya mengangguk bangga. Muhun kata mereka sembari menjentikkan batang rokok mereka. Abunya melayang layang jatuh ke tanah, asapnya menghambur masuk hidung dan menghantam paru paru saya. Saya mengibaskan tangan di depan wajah saya yang cemberut oleh hibah asap tokok.

***

Duduk paling depan, saya celingak celinguk mencari cari adakah dosen lain yang membaur bersama lautan mahasiswa yang mengelu elukan kehadiran Pidi Baiq. Tak ada dosen lain. Mati, batin saya. Bisa runtuh pamor saya karena dosen kan kudu jaim dan tak boleh ikut acara seperti ini. Apalagi ini acara lonjak lonjak, musik pengundang setan, dan paling memuakkan disponsori rokok djarum cokelat. Jelas ini jebakan iblis!

Secara pribadi, saya tak menyetujui rokok masuk kampus. Mudarat rokok lebih banyak ketimbang manfaatnya. Kesehatan mahasiswa akan goyah oleh kebengisan rokok. Mahasiswa akan mati. Mahasiswa habis dari Indonesia. Negara ini akan gulung tikar.

Asap membumbung tinggi menguasai gedung. Dada saya sesak, mata perih, namun saya tak patut meninggalkan ruangan karena artis jos itu sebentar lagi naik panggung. Berada dalam kebimbangan, saya ke luar dulu dari gedung untuk salat Asar sekaligus melowongkan kandung kemih saya. Kebelet pipis parah.

***


Masuk masjid, saya tercengang dan tercenung oleh apa yang saya dapati. Seorang perempuan muda berada tengah melantunkan ayat ayat Al Qur'an. Oh, MTQ pelajar SMA se Jawa Barat. Kok yang menyimak sedikit? Hanya ada pembawa acara dan enam juri tua? Sepi sekali acara keagamaan yang semustinya ramai di kampus yang terkenal dengan napas Islamnya. 

Mahasiswa banyak yang tersihir oleh acara Kohfu! Pidi Baiq harus bertanggung jawab kalau seperti ini. Tolong kembalikan mahasiswa yang masuk ke gedung Mandala, Baiq! Jangan ajak mereka merokok dengam alasan difilterin saja segala masalah mereka! Acara MTQ tak banyak yang menonton gegara kamu! 

MTQ ditutup oleh ketua juri, salat Asar jamaah saya lakukan dalam kegalauan luar biasa. Pun saya terhipnotis untuk segera balik ke acara Pidi Baiq. Saya kudu bisa salaman dengannya! 

*** 

Benar, Pidi Baiq mengentak seisi ruangan Gedung Mandala. Guyonan khasnya bertubi tubi menghancurkan pertahanan mahasiswa juga saya berhasil tawa yang meledak ledak. Musiknya bersama tim berpunya lirik yang kuat dan saya tak mampu menahan banjir air mata kala diperdendangkan tembang "ibu, ibu, ibu". Setelah sukses menghibur saya lewat bukunya terutama Dilan, saya dibuat terperangah oleh pesona Pidi Baiq menguasai seluruh gedung. Pidi Baiq memang iblis berhati malaikat! 

Rampung acara, saya tak menyia nyiakan sesi tanda tangan. Antrean mengular tak menyurutkan tekad saya minta salim pada Pidi Baiq. Anggapan saya dari dulu, ketika saya bisa berjabat tangan dengan orang hebat, energi orang itu tersedot habis masuk ke saya. Kecerdasan Pidi Baiq dan pesohor lain akan saya punyai. Saya kuasai dunia! 

Secara total, acara Kohfu menarik dan seru. Hanya, soal rokok dan pemilihan waktu yang berbarengan dengan MTQ. Selebihnya, terima kasih buat panitia dan Pidi Baiq beserta tim yang mau hadir di kampus Unsil. Hatur nuhun ....


Tidak ada komentar