KETIKA PEWAWANCARA KERJA ialah SANG MANTAN
Temon pemuda beruntung dikaruniai Tuhan bodi yang tegap, paras rupawan, dan gaya bicara yang tenang dan membius. Siapa saja yang berada di dekatnya, tak hanya perempuan tetapi lelaki, terisap oleh aura Temon. Apa yang Temon katakan berubah fatwa sekelas para ulama MUI yang wajib diwujudkan oleh si pendengarnya.
Di balik semua itu, Temon menyimpan kegundahan yang ia rasakan: Ia tak nyaman dengan nama asli pemberian ayahandanya. Temon tak pernah mengakui namanya. Tiap berkenalan dengan orang baru, ia menahbiskan diri sebagai JIMMY. Pun jika orang tahu nama Temon dari ijazah atau KTP, ia selalu beralasan jika itu kesalahan para petugas desa, kecamatan, kabupaten, negara, atau siapa saja yang mengaku pejabat.
'Mereka salah ketik!' ucap Jimmy dalam kelabuhan dahsyatnya.
Dan Jimmy kini terkenal ke seantero kampus. Keaktifannya sebagai ketua BEM, pemegang sabuk tinggi karate, dan banyak lagi kesibukannya memberinya buah sebagai idola para gadis kampus. Tiap awal bulan, Jimmy ganti pacar. Ia bilang kalau ini suatu usahanya mencari yang terbaik dari terbaik.
'Mumpung masih muda, saya berusaha mengenal dan mendalami karakter berbagai perempuan yang saya bilang makhluk tercantik yang Tuhan ciptakan di muka Bumi. Tak ada salahnya saya belajar ilmu psikolog bukan?' Jimmy berkata.
Anehnya, warga kampus bukannya menganggap perilaku Jimmy kelewatan alih alih menegurnya, mereka malah terpesona dan semakin penasaran dengan polah tingkah Jimmy seolah pemuda tampan itu artis kaliber nasional.
'Saya gemas sama Mas Jimmy!' kata Bu Rami pemilik kantin kampus. 'Siapa ya yang nanti dijatuhi rezeki berupa Mas Jimmy ....'
Mbak Lastri sang asisten membalas, 'Dulu sama Jeniffer yang super seksi bubar karena alasan beda agama. Sama Sakinah putus karena masalah Mas Jimmy nggak suka warna kuku. Kejutan apalagi sih nanti?'
Kisah cinta Jimmy terus bergulir dan mencapai puncak saat wisuda. Banyak yang menangis tersedu melepas kelulusan Jimmy. Mereka menampakkan kesedihan mendalam dalam bentuk ucapan, karangan bunga, atau bentuk simpati lain.
'Kak Jimmy,' ucap Sinta, sang adik angkatan. 'Mending kakak batalkan kelulusanmu. Kuliahlah yang lama biar kami tahu akhir sinetron cinta kampusmu!'
Jimmy mengusap rambut Sinta dan berucap: 'Saya harus bekerja mencari duit untuk istri dan anak anak saya kelak.'
Perkataan Jimmy langsung membikin Sinta dan para gadis pengidolanya syok dan beberapa pingsan saking tak mampu menahan gemuruh di hati dan perasaan mereka.
'Selamat tinggal kampus saya! Terima kasih.' tambah Jimmy.
***
Bersambung
Post a Comment