Header Ads

3 IBU NGERUMPI CAPRES


 

Bu Lisa, Bu Tania, dan Bu Wati tampak kesal karena pada arisan April ini kocokan tak berhasil pada satu dari mereka. Berjalan terhuyung huyung, ke luar dari gerbang rumah Bu Nancy, si empunya hajatan arisan, mereka bersepakat masuk warung bakso di Jalan Pancasila.

Bu Tania berkata sembari menyodorkan muka berlipat lipatnya, 'Padahal saya sudah janji pada diri sendiri akan beli kulkas ukuran jumbo! Batal deh ....'

'Apalagi saya, Jeung.' Bu Lisa menimpali. 'Saya dikejar kejar tukang kredit sofa. Mau bayar ini sore. Nggak bisa dibayangkan nanti saya kasih alasan apalagi! Kepala saya mumet ....'

Tak kalah, Bu Wati mengaku kondisi keuangan keluarganya pailit karena gaji suaminya ia hambur hamburkan untuk beli produk Oriflame. Ia terkena hasutan temannya yang ikut bisnis MLM itu dan terus mengobrak abrik pertahanan diri Bu Wati sampai belanja tak kurang dua juta.

'Si Olan kampret ....' Olan adalah teman Bu Wati yang sangat giat berpromosi Oriflame dengan cara apapun. 'Coba kalau dia nggak nawarin saya ....'

Tiga ibu ini bersahabat sejak balita. Orang tua mereka sudah meninggal semua dan uniknya memberi wasiat yang sama agar anak mereka bersedia tinggal satu kompleks dengan suami dan anak mereka. Lisa, Tania, dan Wati sangat kompak. Suka duka mereka lalui bersama. Mereka saling bertukar pikiran, tanpa saling meminjamkan suami.

***

Tangerang ramai dengan pikuk kendaraannya yang lalu lalang. Para pekerja kantoran, buruh bangunan, dan pelajar yang usai UNAS menyatu dalam suasana kota. Di warung bakso inilah Lisa, Tania, dan Wati mengobrol sesuatu yang panas. Politik!

Sembari menunggu pesanan bakso hadir, Wati memulai perbincangan. Ia pendukung Prabowo tulen sedangkan dua sohibnya berlainan; Lisa menyukai Jokowi dan Tania menggemari Abu Rizal Bakrie. Masing masing mengemukakan alasannya kenapa bisa jatuh pilihan pada masing masing kandidat presiden.

Bakso sudah datang, Wati berceloteh panjang lebar tentang Prabowo:

'Prabowo lelaki seksi. Dia yang gemar berkuda menunjukkan kejantanan yang abadi.' Satu gelinding bakso tengah Wati kunyah sambil berbicara agak kepayahan.

'Lalu?' tanya Lisa.

Wati melanjutkan, 'Ini cuma guyon, ya .... Andai saja saya belum bersuami, pasti saya kejar itu Aak Wowo .... Kan, dia sekarang lagi jomblo .... Wauw, saya akan bikin dia termehek mehek. Jadi ibu negara deh saya ....'

Tania bertanya kemudian, 'Lalu bagaimana dengan isu Prabowo dikebiri waktu perang di Timor Timur?'

Wati menegakkan badannya dan berucap tegas, 'Benarkah?! Ah, itu malah jadi poin bagus dari dia .... Saya suka!'

'Gantian saya, Jeung! Kenapa saya suka Jokowi?' ucap Lisa mantap.

'Gimana, gimana?' Wati penasaran. 'Apa karena dia pengusaha mebel sukses? Bukankah dia kerempeng? Ah, lelaki kurus itu tidak asyik ....'

'Saya tahu semua itu, Jeung Wati.' kata Lisa. 'Meskipun orang memberi cap jelek Jokowi kutu loncat, saya tahu dia orang jujur. Wong apik. Saking baiknya, apa yang dikatakan Bu Mega dia oke-in saja!'

'Itu berarti dia boneka Bu Mega dong!' Tania berseru.

Lisa berargumen jika Bu Mega memang sosok keibuan. Menurutnya, lewat Jokowi, Bu Mega ingin beralih dari pengusaha minyak ke penjual boneka. Siapa tahu dirinya bangkrut, PDI P juga gulung tikar, lumayan bisa dijadikan gantungan hidup.

***

Suap demi suap berhasil Wati, Lisa, dan Tania masukkan ke perut. Es teh juga mereka embat dengan gegap gempita. Untuk urusan bakso, mereka jawaranya. Bakso bagi mereka adalah favorit.

'Bagaimana dengan Anda, Jeung Tania? Masih senang sama si Abu Rizal Bakrie si algojo Lapindo?' tanya Wati ketus.

'Ssst ....' Tania menempelkan telunjuk tangannya ke mulutnya. 'Jangan suuzon. Tidak boleh berburuk sangka.'

'Kenapa?' tanya Lisa. 'Dia suka berlibur ke luar negeri. Tidak cinta Nusantara, kan?'

'Saya suka janggutnya. Itu alasan terkuat saya. Tidak ada janggut seeksotik si Ical. Saya bukan perempuan matre seperti kalian!'

'APA KAU BILANG?' sentak Wati dan Lisa bersamaan.

'Dalam bayangan saya, si Ical itu punya kelebihan. Ya di janggutnya. Saya pikir, setiap usahanya laba semilyar, janggutnya bertambah panjang satu inchi. Nah, dia kan milyuner, pasti punya tukang grinda yang ditugasi mempertahankan janggutnya tetap segitu!'

'Ah, rasis kau, Jeung!' teriak Lisa.

***

Obrolan terus berlanjut tanpa memedulikan kandidat presiden lain seperti Dahlan Iskan, Rhoma Irama, atau Anis Matta. Tidak ada yang spesial di mata Wati, Lisa, dan Tania selain Wowo, Owi, dan Ical. Kita buktikan bareng bareng yuk .... Idola siapa yang akan mewujud jadi presiden betulan? Apakah Wati dengan Prabowo bak ksatria berkuda? Atau, Lisa yang mencoblos Jokowi yang tampak kurang gizi? Bahkan Tania yang mengidam idamkan Ical dengan janggut menjuntainya? Kita simak nanti Juli!

1 komentar: