Header Ads

SUZANNA si RATU HUMOR

Suzanna si Sundel Bolong berkata, 'Sate. Dua ratus tusuk makan di sini!'

Sang penjual sate bertanya, 'Kambing atau ayam?'

'Babi. Eh, ayam saja! Saya lagi mengurangi lemak.'

'Kalau tusuknya bekas pembeli lain gimana? Nggak cukup nih ....'

Suzanna mengangguk dingin. Si penjual sate sigap menyiapkan sate buat Suzanna. Malam begitu mencekam, angin bersiut siut memberdirikan bulu kuduk, bulu ketek, dan bulu khas lain.

'Sudah, Pak?' tanya Suzanna. 'Saya sudah lapar.'

'Belum rampung, Bu!' jawab sang penjual sate. Ia panik karena belum selesai menunaikan tugasnya padahal Suzanna asyik asyik saja nggak emosi berat.

'Santai saja, Pak. Belanda masih jauh.'

'Iya, Bu ....Saya tak pengin mengecewakan Anda, Bu. Segera!'

Suzanna mati lima tahun lalu diperkosa lima preman di samping Stasiun Jatinegara. Arwahnya gentayangan mencari para pelaku bejat dan menuntut balas. Nyawa dibalas nyawa. Tiga puluh menit ini berlalu sangat mencekam namun khidmat.

'Tada .... sate sudah siap ....' seru sang penjual sate bangga.

'Sudah kenyang, Pak! Maaf ... Bapak yang menghabisi dua ratus tusuk sate ayamnya, ya! Atau, saya habisi Anda!' Suzanna tertawa lepas.

Tidak ada komentar