Header Ads

Seorang Muslim di Misa Natal (Bagian Dua)


Berbeda dengan Gereja Kotabaru di Kota Jogja yang di situ berjubel para Kristiani, yang beralihfungsi bak tempat pamer mobil moncer mengilat yang luber memacetkan jalan, Gereja Santo Yakobus lebih tenang.

'Bantul kalau jam sembilan malam sudah sepi, Mas Danie.' ucap Bayu gelisah kresak kresek di belakangku.

'Pasti tingkat kecelakaan tinggi, Bay!' seloroh saya sambil menjaga kestabilan motor yang saya setir. Bayu gelisah saat hampir sampai tempat target memotretnya.

'Apa, apa? Mas Danie bilang kalau malam Bantul banyak kecelakaan? Wong sepi je, Mas ....'

'Kecelakaan ranjang, Bay. Diharapkan karena kenikmatannya!'

Bayu menojos punggung saya dan lampu sign saya arahkan ke kanan. Kami membelok di sebuah jalan yang banyak orang berjalan sambil menenteng buku tebal. Itu alkitab dan mereka jemaat gereja.

'Nah, sampai!' Bayu berseru girang. Suaranya yang menguarkan kelegaan hati menular pada saya. Sebagai pengojek, saya berhasil memuaskan penumpang saya: Bayu.

'Sebentar, Mas Danie. Aku telepon temanku, ya.' tambahnya.

Saya menstandarkan motor, turun dan jongkok. Saya amati gereja sejarak seratus meter menjulang tinggi. Ada polisi dan tentara berjaga jaga di depannya. Pula Banser NU ikut andil menjamin gereja aman. Sebagai penggemar Gus Dur, saat bersyukur atas keadaan ini.

***

Teman Bayu yang bongsor berdasi merah pada kemeja putihnya datang. Ia seperti tukang potret keliling, batin saya terkekeh. Saya mencuri dengar Bayu bertanya teknis bidikan di dalam gereja. Mereka kaya mamoot gajah purba dan semut, kembali saya ngakak di dalam hati. Saya melakukan ini karena kesal oleh kesalahan Bayu: tak mengenalkan saya dengan Daniel temannya itu.

Tanpa babibu, Bayu melesat tanpa mengode saya buat mengikuti jalannya. Lagi saya mangkel. Tapi sekilat saya sadar, berpikir positip, jika Bayu memburu momen foto. Permakluman laik saya berikan padanya.

Saya masuk halaman gereja, Bung!

Otak saya kacau. Ada bisikan gaib yang menyuruh saya mengebom. Tapi, saya tak bawa dinamit atau jaket bom. Tak kehabisan ide, bisikan itu meminta saya berteriak teriak biar misa Natal bubar. Saya terus menekan amarah menembus jemaat gereja yang mengalir masuk.

(bersambung)

_____


Sumber gambar: antaranews.com
Mengobrol teduhlah kita di www.rumahdanie. blogspot.com

Tidak ada komentar