Header Ads

Cendrawasih dan Papua yang Sebentar Lagi (akan) Lenyap

Cendrawasih pergi menyebrang lautan. Dengan tenaga seadanya, berhenti sebentar sebentar di Pulau yang ia temui. Sekadar mencari ikan ikan kecil untuk ia santap, atau berbaring menumpuk napas buat terbang kembali. Dalam jedanya, Cendrawasih musti mengelap tubuhnya, bulu bulunya, agar tetap kemilau. Dengan air tawar di pulau itu. Tidak air laut asin yang membuat karat menggerogoti dirinya. Cendrawasih dari Papua menuju Amerika. Mengikuti emas emas yang telah beralih ke negeri para bangsa itu.

   Di Pulau Solomon. Kini ia berteduh. Karena hujan sangat lebat disertai petir. Tak boleh gegabah. Jika si Cendrawasih nekat menerjang badai, ia akan terpanggang. Menunggulah ia sampai hujan reda.Tidur sebentar di bawah gua. Di antara pepohonan dan bebatuan yang runcing dan tidak.

   Baru sekejap mata memejam, Cendrawasih kaget. Terbangun. Mendengar ocehan manusia. Di tempat yang sangat dekat dengannya. Penasaran, ia bangkit. Mencari cari apakah yang terjadi di deras hujan seperti ini.

 

Ada api unggun, sekumpulan orang, dengan daging panggang di atas perapian. Di atas sana, di dalam gua. Cendrawasih masih bisa melihat dari jarak yang jauh, di bawah gua. Tampak manusia manusia tanpa busana itu berputar putar sembari melafalkan nyanyian magis.

 'O la la. Dewa Dewi o la la. Bula bula sapita, samina samina ow ow.'

 Si Cendrawasih tertegun. Sangat mirip dengan orang orang Papua, namun kulitnya berbeda. Merah seperti terbakar.

 'Kutil kutil kutil, prak prak sibetum rabusi.'

 Geleng geleng kepala, Cendrawasih berusaha menebak apa yang mereka ucapkan.

    Duar, klerek. Petir menyambar pohon kelapa. Blarak jatuh menjuntai ke tanah. Cendrawasih berlari menyelamatkan diri, ke tempat semula ia tertidur. Dan sekarang ia mendongak, berharap kejadian aneh manusia gua masih terpantau olehnya.

 Asap ke luar dari gua. Nyanyian tak terdengar lagi. Sepertinya bara api sudah disiram air. Dan senyap senyap, hanya gemuruh kini menguasai seisi pulau.

 Setengah jam berlalu. Hujan berhenti. Dan mimpi si Cendrawasih bersalaman dengan George Washington segera terwujud. Karena, Pulau Solomon dan Amerika Serikat tinggal beberapa mil lagi.

Tidak ada komentar