Header Ads

Kunci Politik Santun Ada di Tangan Mbah Dukun Roy

Kunci itu telah kutunjukkan kepadamu. Masuklah dirimu ke dalam hatiku dengan kunci itu. Masuk ke dalam ruang jiwaku, yang sederhana dan tak macam-macam. Maaf, tak ada perabotan di dalam rumahku. Aku hanya punya hati untuk mencinta. Selebihnya tiada. Jika kau ingin memilikiku, tanggalkanlah busana kebesaranmu. Mari kita bersama menempuh hidup dalam kebersahajaan. Meninggalkan semua semu hidup yang seakan tak pernah usai untuk diraih. Aku dan kamu memasuki lorong gelap menuju cahaya yang damai. Maukah kau mengikuti jalan hidupku yang serasa menerjang badai?

            Tak apa jika kau belum sanggup masuk ke dalam ruang miskinku. Aku akan menunggu dan berharap kau memasuki suatu waktu. Tunggu, bukankah aku tidak boleh memasukkan pemikiranku kepadamu. Bukankah itu sebuah arogansi a la penguasa. Tidak, tidak, aku tidak ingin kau terpaksa mengikuti hatiku. Layaknya kau menjadi dirimu sendiri, dan aku menjadi diriku sendiri. Aku hanya menawarkan tempat yang nyaman menurutku. Jika kau ingin bergabung, mari ... masuklah. Tanpa kau menjadi orang lain.

            Kamar ini adalah kamar sederhana. Bukan kamar mewah. Semoga kau mau menerimanya.

Tidak ada komentar