Header Ads

Bus dan Gadis Kecil Pengamen

Mengamen di dalam bus. Dengan alat seadanya. Tutup botol yang disusun sedemikian jika ditepuk berbunyi kericik. Bersenandung lagu terbaru yang akrab di telinga, seorang gadis kecil berharap receh beralih dari dompet penumpang ke polongnya. Untuk dipakai makan atau membeli mainan buat sang adik di rumah.

Gadis itu bukan terpaksa mengamen. Sangat sadar. Dan, ia tidak dibisniskan oleh juragan tak punya hati seperti teman temannya. Sendiri ia. Bersaing dengan yang berbos. Dengan risiko bersembunyi sembunyi. Uang tak seberapa yang didapat, tak menjadi masalah. Ini demi ibu di rumah yang tak mampu lagi memberi uang saku. Juga tak bisalah ibu menyekolahkan. Dan satu adik yang masih kecil dengan menyusu yang sudah kering.

Ayah tak bertanggungjawab. Minggat di malam buta, kala ibu nyenyak tidur. Dan ibu pun tak pernah mengungkit di mana ayah berada. Tak menjadi kepentingan yang harus diceritakan. Biarkan ayah mencari bini yang lebih kaya, begitu yang diucap ibu. Kini sang ibu lumpuh. Kata banyak orang, ia disantet oleh yang tak menyukainya. Seluruh tubuh kecuali kepala yang masih bisa digerakkan.

Dibilang berat, pastilah orang biasa tak mampu menahan cobaan seperti ini. Namun si gadis kecil hanya bisa berusaha. Agar hidupnya tak berhenti. Dengan mengamen ia berharap bisa mengisi hari harinya. Yang sudah direnggut paksa oleh keadaan.

Meribut di www.andhysmarty.multiply.com

Tidak ada komentar