Menanti Detik detik Perceraian: PHK, Pemutusan Hubungan Kelamin
'Tak percaya lagi aku sama lelaki. Pernikahan atau hal hal berbau romantis. Mati rasa aku dibuat lelaki itu, yang sebentar lagi menjadi mantan suamiku.'
Dia mengumpat, hatinya kesal penuh benci, menjelang detik detik PHK, pemutusan hubungan kelamin. Perceraian. Pedih tapi harus dipilih. Khianat terpaksa dia lakukan, hanya kepada calon mantan suaminya, bukan buat dunia.
Trauma. Perempuan berkerudung yang belum diberi anak itu merutuki dirinya sendiri.
'Tuhan tak adil, percuma aku berusaha, cinta kuberi tuntas, kusayangi suamiku setulus jiwa. Yang ada, dia berselingkuh. Dengan pembantuku. Bedebah. Kalau aku tak ingat Tuhan, aku bunuh mereka.'
Emosi membungkus tubuh, otak, dan hati perempuan itu. Saat ini dia sedang menangis di depan televisi sambil memegang remote. Menonton opera sabun, sinetron.
Dia mengumpat, hatinya kesal penuh benci, menjelang detik detik PHK, pemutusan hubungan kelamin. Perceraian. Pedih tapi harus dipilih. Khianat terpaksa dia lakukan, hanya kepada calon mantan suaminya, bukan buat dunia.
Trauma. Perempuan berkerudung yang belum diberi anak itu merutuki dirinya sendiri.
'Tuhan tak adil, percuma aku berusaha, cinta kuberi tuntas, kusayangi suamiku setulus jiwa. Yang ada, dia berselingkuh. Dengan pembantuku. Bedebah. Kalau aku tak ingat Tuhan, aku bunuh mereka.'
Emosi membungkus tubuh, otak, dan hati perempuan itu. Saat ini dia sedang menangis di depan televisi sambil memegang remote. Menonton opera sabun, sinetron.
BalasHapusTampung saja, kan kau doyan janda.
Beuh, rahasiaaaa ... jangan kau umbar lah ini rahasiakuuuuw
BalasHapusaku kan butuh pembimbing
Odipus Complex apa aku ini yaaaaaa? hahahaha
BalasHapusNdhy, gandrung ma janda itu normal, bukan OC.
Yang susah itu, kalau ada main dengan bini orang.
*serius*
Hehehe aku hanya bisa diam. Maluw
BalasHapus
BalasHapusBerarti sering ya? Ckckck.... Cah ngguanteng kok senengane bojone uwong.... Saru.
Lahh ... santai saja
BalasHapusKalau Tuhan menakdirkan begitu, kenapa harus lari. Hehehee
BalasHapusHalah.
Tuhan dijadiin alasan.
Lantas apa guna pikiran yang telah dikaruniakan-Nya padamu???
Ah, topiknya sensitip, ndak seru.
ya dah ganti aja.
BalasHapusTentang Phedophilia.
Dasar ini blog sudah menjadi Konsultasi Psihologi dehhh
BalasHapusSebab selaku pemilik blog, kau mandul!!! Wahahah....
Punya blog topiknya saru melulu, memancing orang untuk keblinger....
Tapi disitulah seninya, menurutku.
Halah, bocah kemaren sore kok ngomongan seni, ndak pantes.
Kau bilang topiknya itu terus?
BalasHapusEnak aja kau bilang. Apakah cerita cinta, kegagalan, humor, politik, dlsb tak pernah kutulis. Hik hik
Seni ya cuma seni. Air seni bagus buat terapi.
Yang pasti, jalani saja. Karya akan menjadi bagus dengan kemeluluan itu. Haha
BalasHapusLha, memang beragam, namun di tanganmu, jadinya melulu saru, wahahah....
Halah, kalau aku sih, nikmati saja mana yang pantas. Kalo kau mau minum air seni, ya monggo.
Itu karena kamu ngeset nya saru.
BalasHapusKarya seni kan tergantung niat pembacanya hahahaa
Kalau mau saru, ya saru
Kalau mau sastra, bisa jadi karyaku sudah sastra
Kalau mau ngepop, ya tidak sepertinya
Santai, nikmati saja.
BalasHapusTanpa pretensi, tanpa tendensi.
Nikmati dunia apa adanya.
BalasHapusAlpha, udah sembuh. Alhamdulillah.
Masuki dunia gaib segaib gaibnya
BalasHapusSapa bilang udah sembuh??? Masih pengobatan kok.
Kangen aja sama kau.
Poto baru, jelek pula.
Kau kurus, jangan-jangan kau yang sedang sakit???
Mbok ya jaga kesehatan, belajarlah dari deritaku.
Iya. Aku sekarang kurus.Sebab, berjuang keluar dari masalahku. Mudah mudahan kuat n berhasil.
BalasHapusNtar kalo udah stabil lagi ekonomiku, ya gemuk.
Badanku gampang gemuk n kurus.
Kalo bintang Hollywood, aku persis Brad Pitt. Jambang aja yang beda.
BalasHapusKau itu mirip Ahmadinejad. Poto lagilah, dengan jas hitam itu. Keren kok.
Aku bilang lagi malas. Ntr agen CIA naksir aku? Aku direkrut. Kasian mamaku di rumah
BalasHapus
BalasHapusGak alesan ah. Ajak saja mamamu ke Gedung Putih, papamu taruh di Pentagon, ngulik-ngulik peluru kendali. Mak dhuer.
Jadi, perkenalkan: kami kelwarga pembelot. Gitu ya?
BalasHapus
BalasHapusLha, memangnya kau seorang tak merepresentasikan keluargamu? Hmmm.... Kubayangkan keluargamu adalah kumpulan seniman yang berpikir jauh lampaui kebiasaan. Ah, elok nian. Atau kau sendiri yang menyimpang? Mohon klarifikasi.
Terlalu melebih2kan kau ini.
BalasHapusBanyak kelwarga hbat d luar. Kami hanya berusaha. Klwarga Alpha pasti jga pnya cerita indah.
BalasHapusPernah, dulu. Sekarang, pahit.
Ah, bangkitlah dgn cramu sendiri. Ayo!
BalasHapus
BalasHapusEmoh ah.
Suara kerbau tuh ya?
BalasHapus
BalasHapusMbuh.
Kalau mbuh, suara apa? Wedhus?
Guru honorer yang sudah apatis ama pemerintah.
BalasHapus