Berbincang tentang Oedipus Complex
Dua lelaki berbicara entah. Menertawakan diri yang mencintai perempuan impian. Bukan yang berbadan seksi, bibir merah, pakaian ketat dengan wangi parfum Italia. Jangan pernah berpikir mereka penganut kesempurnaan. Jauh, tidak pernah terpikir oleh otak mereka. Kekurangan diburu, untuk mencari seberapa besar hati mampu memperbaikinya, menuju kesempurnaan. Tentu dalam kerangka pemikiran mereka.
Mereka membahas oedipus complex.
"Eh, kau tahu tidak? Kenapa akhir akhir ini aku sering mengkhayal ibu ibu sebelah rumah, ya?"
Petir tidak menggelegar. Hujan tidak turun deras. Sore pun biasa saja. Tak ada yang spesial.
"Kok sama ya. Aku juga suka sekali kalau ada perempuan lebih tua dariku. Merasa nyaman, tentram hidupku kalau hidup bersama salah satu dari mereka."
Kalau, mereka berandai-andai. Sekali lagi bukan artis cantik penghias televisi dan acara gosip yang gegap gempita.
"Aneh enggak menurutmu?" balas si X.
"Aneh bagaimana?"
"Ya, sepertinya kita berburu sesuatu yang di luar kewajaran." seru si X.
"Ganjil menurut mereka, orang di luar sana. Kalau aku sih asyik asyik saja."
"Jadi kau menganggap ini hal yang biasa?" si X terus bertanya.
"Kenapa kita harus menolak kenyataan kalau memang kita menyukai hal itu?"
"Bukan begitu, Y. Aku takut menyakiti hati kedua orangtuaku."
"Cintamu tergantung dari orangtuamu? Alangkah kasihan dirimu."
"Ah sudahlah. Aku belum yakin aku mengidap kelainan ini."
"Bukan kelainan. Tapi anugerah. Menurutku. Pergilah ke psikiater. Atau, shalat istikharahlah."
"Ah sudah. Kita beralih ke obrolan lain."
"Kau yang memulai."
Mereka membahas oedipus complex.
"Eh, kau tahu tidak? Kenapa akhir akhir ini aku sering mengkhayal ibu ibu sebelah rumah, ya?"
Petir tidak menggelegar. Hujan tidak turun deras. Sore pun biasa saja. Tak ada yang spesial.
"Kok sama ya. Aku juga suka sekali kalau ada perempuan lebih tua dariku. Merasa nyaman, tentram hidupku kalau hidup bersama salah satu dari mereka."
Kalau, mereka berandai-andai. Sekali lagi bukan artis cantik penghias televisi dan acara gosip yang gegap gempita.
"Aneh enggak menurutmu?" balas si X.
"Aneh bagaimana?"
"Ya, sepertinya kita berburu sesuatu yang di luar kewajaran." seru si X.
"Ganjil menurut mereka, orang di luar sana. Kalau aku sih asyik asyik saja."
"Jadi kau menganggap ini hal yang biasa?" si X terus bertanya.
"Kenapa kita harus menolak kenyataan kalau memang kita menyukai hal itu?"
"Bukan begitu, Y. Aku takut menyakiti hati kedua orangtuaku."
"Cintamu tergantung dari orangtuamu? Alangkah kasihan dirimu."
"Ah sudahlah. Aku belum yakin aku mengidap kelainan ini."
"Bukan kelainan. Tapi anugerah. Menurutku. Pergilah ke psikiater. Atau, shalat istikharahlah."
"Ah sudah. Kita beralih ke obrolan lain."
"Kau yang memulai."
Banyak lho wanita STW yang mempesona, Ndhy....
BalasHapusIra Maya Sopha, Titi Dwi Jayati, Vina Panduwinata, Uly Artha, .... Banyak lah pokoknya.... Tapi aku ngga menganjurkanmu istikharah. Kau mana bisa kena wudhu, terbakar pula kau nanti >:p
"Semprul kowe Fa...."
Ya elah. Titi DJ mah dah dapat lagi
BalasHapusVina masih bagus keluarganya
Aku sarankan Mpok Atik deh hahaha
BalasHapusGih ambil.
Aku ngga suka yang latah.
Ntar nular.
Yah ... aku nawarin ke kamu lageee
BalasHapusAku mending ngejar Ulfa Dwi Yanti
Sayang dia hanya suka bule seorang, dua orang apa ya?
BalasHapusUkuran itu penting, Ndhy.
Sono cari minyak lintah atau minyak bulus.
Minyak tanah saja.
BalasHapusKaret aja bisa melar. Ga perlu susah2.
Yu no wat?
Bule cewek juga suka kita kita nyang item item kulitna.Ga percaya?Hayuk kita pergi kesana. Mereka padha ngeces liat kita.
BalasHapusHalah. Memangnya cukup kulit saja.
Yang dipake itu kan bukan kulit, tapi dagingnya sekalian.
Di Solo, krupuk kulit laku keras. Paru dan lain2 juga.
BalasHapusAda niat buka bisnis di Ranto ga, Pha?
BalasHapusPengen juga sih, bisnis tempahan skripsi bagi para mahasiswa berotak kerbau yang tak mampu bikin skripsi sendiri. Mas Dono telah memulai, terima tempahan. Di Ranto, pasarannya lumayan mahal, satu skripsi bisa sampai dua jutaan.
Aku migrasi aja ke sana apa? Nerima karyawan ga?
BalasHapus
BalasHapusMbuh, kau lobilah ayahku. Jangan bawa kari kambing atau dodol duren, kemaren itu beliau opname karena kedua panganan tersebut.
Ntar jam 9 teng. Jangan kaget, aku dah di dpan rumahmu. Siapkan teh panas. Plis
BalasHapus
BalasHapusKau itu hantu, apa....
Flash Gordon pakai Splash Cologne
BalasHapus