Header Ads

CPNS DOSEN 2014 (Bagian 2): Tak Jinak di Kantor


Bundetnya pikiran mendorong saya untuk meluncur ke warteg di dekat proyek pas jam istirahat. Kalau saya masih berkumpul sama teman teman kantor, saya jamin makin ruwet. Duduk dengan kaki goyang goyang tak jinak, saya memesan teh tawar panas dan mengambil satu pisang hijau. 

"Kalau gagal nanti gimana, ya?" batin saya sembari mengelus elus kening dan menggeser geser layar HP. 

Sobat saya terus nyerocos di whatsapp meyakinkan diri saya untuk semangat ikut tes CPNS dosen tahun itu. Anggapan saya jika tes masuk CPNS penuh kecurangan dan rawan titip menitip menguasai benak saya. Pasti usaha terakhir saya masuk sebagai abdi negara sia sia dan saya kecewa berat. 

'Tahun ini beda, Dan! Dijamin bersih dan jujur!' jelas teman saya. 

Sistem rekrut CPNS memakai CAT atau Computer Assisted Test atau tes berbasis komputer secara online. Ada tiga hal yang panitia seleksi nasional ujikan; wawasan kebangsaan, tes intelijensia umum, dan tes karakteristik kepribadian. Kita bisa tes di mana saja yang terdekat dengan domisili dan boleh memilih universitas seyakin kita. Tak harus menyambangi kampus sasaran! 

'Lebih ngirit kan?' tanya teman saya yang sebetulnya mengunci pikiran saya. Saya takluk. 

'Oke deh! Harus dicoba ....' seru saya yang disambut ceria teman saya di pulau seberang. 

'Kita susun strategi bersama. Saling tukar informasi dan apa saja info terpanasnya!' 

'Siap.'

***

Jam kantor di proyek bisa saya katakan 24 jam. Itulah mengapa saya mengambil kos dan memutus tidak tinggal di mess. Berada di mess berarti otak, raga, dan perasaan dipaksa untuk terus stand by memelototi apartemen. Robotlah diri saya. Kos saya waktu itu bak istana yang menyegarkan saya. 

Saatnya berbincang dengan sobat saya tentang CPNS dosen di malam itu sekira jam delapan. Langkah pertama yang kami sepakati ialah Membeli Buku Latihan CPNS. Berapa yang mau kami beli? Satu saja? Tiga! Keyakinan kami, semakin banyak buku soal yang kami beli dan pelajari akan membantu kami mengenal kisi kisi ujian. 

'Besok pagi beli ya, Dan!' suruh teman saya. 'Saya titip kalau ada yang bagus. Besok saya juga ke Gramedia di Kendari. Saling tukar foto ntar!' 

'Mantap.' jawab saya. 

Tidak ada jalan selain beli buku buku latihan sebagai amunisi menembus rekrut CPNS dosen. Kami sadar tak memiliki uang untuk menyogok. Usaha yang kami lakukan ya belajar semaksimal mungkin mempersiapkan diri. 

'Kita ikuti prosesnya dan berjuang sekuat tenaga dan pikiran. Hasil kita serahkan Alloh.' kata saya. 

'Iya betul. Kalau kita maksimal, puaslah kita. Lulus dan tidak itu soal berbeda.' imbuh teman saya. 

Malam itu semangat saya mengumpul dan berkobar kobar. Tes yang akan menggairahkan, batin saya. Kesempatan terakhir yang tidak akan saya sia siakan. Kata orang, mental pemimpin akan teruji dalam kondisi mendesak. Nah, inilah saat tepat saya membuktikan kematangan mental juara saya! 

Tidak ada komentar