Header Ads

CPNS DOSEN 2014 (Bagian 3): Ketakutan tak Beralasan Itu


Doa kedua orang tua penting sekali menyikapi tantangan menembus CPNS dosen 2014. Jika sebelumnya, bapak dan ibu saya memberondong pertanyaan kapan saya menikah, saat itu mereka menundanya. Ujar mereka, kita musti tuntaskan proyek mendesak agar anak sulung mereka yaitu saya jadi dosen. Setelah lulus nantinya akan memikirkan hal besar lain.

'Semoga Alloh mengijabah usaha kita ya, Le!' kata ibu.

Siang, sore, malam, bapak dan ibu saya membantu saya lewat doa yang saya yakin mujarab. Pernah suatu sore saya menelepon ibu, adik saya yang menerimanya, ia sedang duduk bersila mengenakan mukena dan memutar mutar tasbih menghadap televisi yang menayangkan sinetron keluarga Indosiar yang pemerannya berakting ngotot membentak bentak. Kelihatannya, ibu serius mendoakan saya seorang.

'Syukur alhamdulillah, ibu merestui saya sebagai dosen!' kata saya di kamar kos di Tangerang sambil melihat buku buku CPNS berserakan di lantai dekat spring bed.

Waktu pendaftaran sesuai website cpns.kemdikbud.go.id segera tiba. Itu berarti saya harus menentukan universitas mana yang saya akan tembak. Dor, dor, dor! Oke, saya tunggu dalam dagdigdug, namun saya mempertahankan kedewasaan dan kematangan mental saya dengan persiapan belajar buku buku CPNS. Pasti berhasil!

***

Saya semakin kalap melahap semua bahan di buku buku CPNS andalan saya. Kalau teman saya punya buku baru dan memamerkannya pada saya, buru buru saya sambangi di Gramedia apakah ada buku itu. Tak mau saya ketinggalan info teraktual dari teman saya. Semua harus dalam jalur yang sama sehingga bisa lolos ujian.

Materi paling susah ialah wawasan kebangsaan. Dua bahan lain, intelijensia umum oke punya, sedang kepribadian saya tidak ganda. Seorang kontestan CPNS harus tahu bagaimana negara ini terbentuk, sejarah negeri ini, UUD 1945 yang entah berapa kali dibongkar pasang, dan tetetek bengeknya. Aduuuh, serasa balik lagi ke masa ketika penataran P4 wajib diikuti oleh murid murid sekolah dasar, pertama, dan menengah. Kalau urusan menghafal, sebetulnya saya menyerah! Namun karena tekad bulat ingin lulus rekrut dosen secara nasional, saya menaikkan moral saya dan berusaha mengerti secara kaffah negara ini. Abdi negara harus tahu kondisi Indonesia!

Tahukah Anda jika tingkat stres menuju tes CPNS ini begitu tinggi? Iya benar, saking banyaknya bahan yang saya pelajari, sebanding itulah nasi yang saya makan. Tiap malam saya lapar dan ke luar kos untuk cari nasi goreng. Bayangkan itu minyaknya akan menumpuk di tubuh saya. Selepas makan tidur, ya dijamin badan saya bengkak. Namun demi CPNS dosen 2014, baiklah misi ini terus berjalan!


Tidak ada komentar