Header Ads

PERPUS RUMAH


Biasanya, teman teman latah kalau jelang tahun baru. Mereka berresolusi mencita citakan mau ini itu, pengin yang anu entu, dan banyak rupa mimpi yang ingin dicapai dalam setahun. Saya hanya bisa membisu. Tak punyalah saya resolusi. Hari demi hari, saya hanya butuh satu ini hadir selain cinta: perpustakaan rumah.

Buku saya banyak di rumah ibu bapak saya. Hasil beli waktu uang saya banyak semasa kerja di kontraktor. Sudah pada makfum jika dunia kerja itu kejam menjurus kelam. Kasarnya, jika berhati suci jangan kerja di dunia senyata nyatanya ilmu sipil itu. Uang melimpah namun sebagian hasil berbohong. Nah, biar saya tak terlalu berdosa, uangnya sebagian untuk beli buku terutama agama. Niat saya agar jiwa saya terbasuh.

Tanah rantau memisahkan saya dengan koleksi buku saya. Sebetulnya bisa sih beli buku buku baru. Itu pasti. Namun, terkadang saya kangen dengan buku Pramoedya, Remy Silado, atau pengarang lain, yang ada di rumah. Keinginan membaca ulang selalu hadir karena cerita buku buku penulis hebat itu menempel terus di kepala.

'Suatu saat semua buku di rumah saya boyong ke rumah baru di Tasik! Biar istri saya nanti bisa baca. Atau tetangga baru saya?' batin saya.

Lantas akan kamu taruh mana buku bukumu, Dan? Perpus yang kau idam idamkan kaya apa? Perlukah di ruang berAC?

Justru perpus tak boleh tersembunyi. Kudu dekat dengan penghuninya. Bisa di ruang tamu, biar ketika mengobrol akan terpancing penasaran mencoba icip icip buku. Atau bisa kita taruh di dapur? Kebetulan saya suka bereksplorasi masak. Sambil menunggu sayur matang, kita bisa membaca buku. Sebagian buku bisa kita tempatkan di kamar mandi sebagai teman terkeren ketika boker. Di kamar tidur juga ada. Saya dan istri akan mendiskusikan novel atau cerpen bahkan buku ilmiah sebelum tidur. Kalau sudah punya anak, sang jabang bayi dibantali sama kamus tebal.

Ah, nanti kamu dicap sama tetangga sebagai kutu busuk, Dan!

Nggak apa apa. Kutu busuk buku juga makhluk hidup ciptaan Alloh. Tanpa kutu tak akan ada proses penguraian. Bersyukur dong jika dapat julukan kutu busuk buku!

Nanti kamu anti sosial, Dan!

Siapa bilang. Itu dulu sih jujur. Sekarang mah, penikmat buku juga mudah mengaplikasikan isinya ke dunia nyata dengan pandai bergaul. Hilangkan pikiran aneh tentang penyuk buku, ya!

Kapan buku buku dari rumah kau boyong, Dan?

Secepatnya. Setepatnya. Tunggu saja!

Tidak ada komentar