Header Ads

TO BENHIL: Rajanya Tutug Oncom Tasik


Ini yang saya maksud sedari tadi: nasi TO Benhil. Letaknya di taman Dadaha, dekat kampus UPI cabang Tasikmalaya. Saya belum mendapat informasi apa itu Benhil. Jika bendungan hilir, memang sih di samping warung ini ada selokan. Tapi, saya belum percaya. Besok kalau makan lagi di sini, saya akan tanya lantang pada penjualnya. 

TO di sini unik karena hanya beroperasi dari jam 10 sampai 13. Hanya dalam tiga jam ludes. Jangan harap kalau Anda ke sini seperti PNS yang lelet. Dijamin tak kebagian nasi tutug oncomnya. Warung ini mengajari kita untuk efektif menggunakan waktu. Berjualan tak harus dari subuh dan tutup malam hari. Sudah kuno. Sekarang zamannya buka sebentar, duit senilai kerja keras warung yang buka sepanjang hari. 

Bumbu oncomnya gurih tanpa ada citarasa manis. Dulu saya menggerutu awal mencobanya. Namun lambat laun saya menyukainya. Sambalnya ada dua macam; hijau dan merah. Menyantap nasi TO sembari mencocolkannya ke sambalnya bagai dunia milik kita sendiri. Lalap khas Sunda tak boleh Anda tinggalkan karena mengunci rasa TO Benhill jadi sempurna. 

Bagaimana dengan lauknya? Cipe. Aci tempe alias mendoan. Cipenya kecil mungil seharga 500an. Kalau nasi TOnya 5 ribu. Meski cipenya seuprit, tapi rasanya mantap. Biasanya saya untuk satu porsi TO akan meminta 4 cipe. Paling suka di sini karena minyak gorengnya bukan curah melainkan Bimoli. Keraguan makan gorengan agak terkurangi meski ancaman kegemukan merongrong.
Tak salah jika saya menyebut TO Benhil ialah rajanya tutug oncom Tasik. Nilai yang saya kasih 9,5 bintang. Hebat bukan? Oya, siapkan receh seribuan untuk parkir motor, ya. Namun ada yang menyebalkan saat say mengirimkan foto warung TO ini ke tante saya. Apa bilangnya? 

'Kandang pitik kuwi, ya? Kandang ayam itu, ya?' 

Konsepnya memang sederhana, Tan. Warungnya berbambu. Coba rasakan dulu, baru Tante ketagihan seperti belanja tas KW.

Tidak ada komentar