Header Ads

RANCANGAN JENIUS BANGKU SD


Analisis dokter ortopedi Kelvin sobat saya menyebut jika bangku SD peninggalan Kolonial Belanda lebih aman bagi pertumbuhan tulang murid. Mari kita simak bagaimana ulasan dokter Kelvin.

'Danie, saya tidak mengenyam sekolah di sini,' Kelvin menunjuk tanah dalam tampangnya yang serius. 'Sejak kecil saya oleh Papa disekolahkan ke Amerika. Jadi pertanyaanmu gampang saya jawab!'

'Benarkah?' Kursi saya dorong maju dan saya membenarkan duduk saya lebih tegak agar suara Kelvin terdengar jelas.

Ruang praktek dokter Kelvin rapih. Tengkorak dan kerangka manusia buatan menyemarakkan ruangan. Buku buku kedokteran terkhusus tulang terpajang rapih di rak. Tak ada AC dan kipas angin di sini. Tapi, kenapa bisa sejuk hawanya? Oh, jendela jawabnnya. Angin bebas hilir mudik menyegarkan siapa saja yang ada di ruangan ini.

'Coba simak foto ini!' Kelvin membalik foto mengarahkannya pada saya. Ujung bolpen mahalnya menempel di gambar bangku SD saya.

'Ya.' kata saya.

'Mejanya tidak datar melainkan miring. Ini memang sudah pemerintah Kolonial rancang biar punggung murid relaks waktu menulis atau menggambar. Tidak seperti sekarang meja datar sehingga badan murid dipaksa lebih membungkuk sampai tulang punggungnya tumbuh tidak wajar!'

Saya menelaah perkataan dokter Kelvin apakah masuk akal. Hmmm, bisa diterima kok! Lantas saya mengetes Kelvin kenapa ada dua lubang di puncak meja. Barangkali ia tidak tahu jika fungsinya sebagai tempat tinta karena zaman Belanda pena celup tinta lah alat tulisnya.

Kelvon menjawab kembali dan berkali kali pula saya kagum dengan teman cerdas saya yang balik ke tanah air semasa kuliah. Ia lebih memilih universitas dalam negeri karena ia ingin lebih mengenal jati diri bangsanya.

'Dua lubang itu mengandung makna filosofis,' katanya. Saya heran dong. Namun saya lanjutkan mendengarnya. 'Lubang kanan neraka, kiri surga. Mau yang mana nanti kita besar? Sekarang!'

'Kamu melantur, Vin!' seru saya.

'Danie, bertahun tahun saya di Amerika, saya tidak pernah mabuk. Saya tak mau meracuni otak dengan minuman laknat itu!'

'Lalu kenapa kamu sebut surga di kiri, neraka di kanan?'

'Karena saya kidal, Danie ....'

Sontal kami tertawa lepas dengan kejutan Kelvin. Obrolan kami jadi santi kembali.

Kelvin melanjutkan, 'Dan kenapa kursi dan meja ini bersatu? Demi keselamatan murid murid. Sekarang banyak murid iseng dengan mempersilakan temannya duduk tapi sekilat menariknya hingga temannya terjatuh duduk. Ini sangat berbahaya, Danie! Bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.'

'Wuih, keren!'

Tak saya duga, Kolonial Belanda lebih manusia ketimbang bangsa sendiri, batin saya.

'Sekarang, Danie ceritakan kenangan masa SD tentang bangku ini!' pinta Kelvin sambil meletakkan foto bangku.

Saya berpikir keras memanggil lagi kenangan dua dasawarsa lebih saya di sekolah berseragam putih merah. Dan saya jawab:

'Bangku SD lah yang memperkenalkan saya pada menstruasi cewek. Lestari teman sebangku saya mens pertama kali di bangku sampai darahnya berceceran. Juga, sering banget teman sebangku saya di tingkatan kelas satu dan dua mencret di sini. Dua itu yang saya ingat, Vin!'

'Oh dasar ....' gerutu Kelvin menyudahi perbincangan kami. Pun kami menuju kedai kopi di luar rumah sakit.

Tidak ada komentar