Header Ads

THE GODFATHER TRILOGY


"Keep your friends close, but your enemies closer."~Godfather, 

"Dekati kawan kawanmu, namun lebih mendekatlah kau ke musuh musuhmu!" 

---------------------------------------
Sebetulnya, membahas Trilogi film "The Godfather" tidak ada gunanya. Semua lini produksi sinema; penyutradaraan, penokohan, musik, kostum, atau cerita bisa dibilang sempurna. Film yang diangkat dari novel laris besutan Mario Puzo yang menceritakan kehidupan mafia Italia di Amerika Serikat saya mengatakannya sebagai "Film Terbaik Sepanjang Masa".

Seri pertama The Godfather disutradari oleh Francis Ford Copolla dan diproduseri oleh Albert S. Ruddy pada 1972. Marlon Brando berperan sebagai seorang Vito "Don" Corleone yang memimpin trah mafia Italia. Bagaimana Brando secara total memberi nyawa pada sosok Corleone dengan segala intrik dan kekejamannya patut mendapat acungan jempol. Tak ayal pada Penghargaan Oscar 1972, ia didapuk sebagai Best Actor bersama Puzo dan Coppola yang memenangi "Best Adapted Screenplay" dan Al Pacino sebagai nominator "Best Supporting Actor" dan Copolla sebagai "Best Director". The Godfather tercatat sebagai film laris sekaligus memiliki bobot nilai tinggi terbukti dari banyaknya penghargaan yang ia dapat.

TAK SELAMANYA YANG JAHAT ITU BENGIS

Plot film ini menakjubkan, tertata rapih, dan mengejutkan di beberapa adegan yang saya sebagai penikmatnya terus berulang ulang menontonnya. Suasana Italia yang kental pun dapat saya rasakan seolah saya ditarik ke tempat kejadian dan saya merasa menjadi salah satu tokohnya dan anggota keluarga Don Corleone.

Seri pertama bercitarasa kelam dan dua setelahnya lebih pop. Namun ketiganya tetap stabil dalam penceritaannya. Alur yang disuguhkan tetap terjaga sehingga menyimaknya tidak kunjung bosan. Inilah yang bisa dipelajari dari kru film trilogi The Godfather: kestabilan karya.

Satu yang membuat kagum dari film ini adalah bagaimana sang penulis cerita dan sutradara bekerjasama secara solid karena biasanya antara film dan novel akan jauh berbeda. Novelis kebanyakan memprotes isi ceritanya dipotong sana sini atau mengalami penurunan kualitas kisah. Namun The Godfather tampak kompak justru filmnya memperkuat novel.

The Godfather ialah film perenungan yang sarat inspirasi dengan banjir kalimat mutiara yang layak kita adopsi dalam kehidupan sehari hari. Di balik cerita mafia yang banyak orang mengatakan penuh pembunuhan, The Godfather malah menampilkannya secara kekeluargaan, relaks, dan saya merekam jika "ada kebaikan di antara belantara kebengisan".

Tidak ada komentar