Header Ads

Somewhere in Time: The Old Woman

Tepat seribu hari ia meninggalkan kami. Ia menuju Tuhan, meringkuk di depan pintu surga setelah lelah berjalan dari rumah kami di bumi. Nenek kami yang masih muda, wafat oleh sakit hati yang terus ia pendam lama. Kami yakin ia tak pernah sakit TBC, lepra, atau muntaber, karena kami sekeluarga mengenal nenek ialah seorang yang selalu bangun subuh sebelum orang orang membuka matanya dari tidur dan melakukan apa saja yang ia pernah lakukan.

'Kalau kamu sudah besar nanti, jagalah nenek ya, Dan.'

Itulah kalimat yang ia tuturkan bukan teruntuk padaku seorang. Juga pada saudara saudaraku yang waktu itu masih kecil. Sorot matanya teduh, tangannya yang tak terlalu berkeriput, dan uban yang tak seberapa masih membekas dalam hati kami. Hatiku yang rapuh. Ia meninggal mendadak saat aku tak mampu melangkahkan kaki untuk pulang karena sebab pekerjaan yang menumpuk dan ... Hape yang kumatikan secara tolol. Andai saja hape itu aktif, tak mungkin aku menyesal sepanjang hidupku ini. Tak menemui jenazah nenek adalah kesalahan terbesar yang aku bikin. Karena ia lebih dari seorang nenek. Sekaligus ia ibu yang mengawalku sampai sekolah sarjanaku tamat.

'Nenekmu berjanji kalau kamu lulus kuliah, dia ndak akan jualan ceriping singkong. Selesai tugas dia, Dan.'

Ibuku berkata sangat hati hati setelah jasad nenek masuk liang kubur dan aku tak mampu pergi ke pusara karena pukulan itu sangat menghancurkanku. Dalam batinku, kenapa dulu ibu tidak pernah bercerita itu. Jika saja aku tahu, aku akan melarang nenek berjualan dan kulakukan sesuatu kreatif untuk mencari uang kuliah dan hidupku. Jangan Nenek yang melakukan itu.

Kuembuskan napasku dalam dalam. Tak patut diriku terus tenggelam dalam ingatan yang sungguh sulit untuk kutepiskan. Nenek memang separuh jiwaku. Biarkan ia terus menjadi diriku, kenanganku, dan sekali lagi membawaku menuju kegemilangan kembali.

Terima kasih, Mak Pariyem. Senang pernah hidup bersamamu. Yakinlah, kita akan bersama kembali, duduk berbincang dan saling berbagi pengalamanmu di surga. Sebuah bingkisan untukmu dari bumi: doa kami yang tulus semoga Nenek sehat di situ.

Salam sayang dari kami.


__________________
Sumber gambar: pulse.popsmart.dk

Tidak ada komentar