Header Ads

Pantai Sundak & Ultah Capoeira Senzala Jogja ke-13



Kupandangi cermin dengan gagah: 'Wajah dan kulitku terbakar. Jadi cokelat gelap!' Inilah aku yang sesungguhnya. Lelaki tropis memang mutlak berkulit eksotik seperti ini. Kutempelkan kopiah ke kepala, luar biasa sekali ... ketampananku menjulang! Tidak untuk bertakabur sih, tapi sejak dari dulu impianku punya kulit yang matang mencitrakan tempatku berpijak.

Kuluncurkan SMS pada temanku. Ya, ketua acara ulang tahun ke-13 Capoeira Senzala Jogja:
'Terima kasih sudah mengajak saya ke Pantai Sundak, Wonosari, Gunung Kidul. Ditunggu acara keren selanjutnya bersama anak anak Capoeira.'

Dan ia membalas memohon maaf atas kekurangan di sana sini. Aku jawab jujur dong ... 'Acara sudah sangat baik.' Meski kuakui untuk acara gim masih kurang greget. Tapi secara keseluruhan, acara ini sudah berhasil membuat sekujur badan remuk redam namun ceria.

Baik, aku akan bercerita kehebohan acara ini bagian per bagian. Simak baik baik, ya .... Sejujurnya, gaya menulis seperti ini bukan diriku sekali yang biasa berkhayal sesuatu yang aneh aneh; mulai dari memanusiakan celana dalam wanita, mengajak ngobrol tiang listrik, dan lain lain. Tapi untuk Capoeira Jogja, aku menulis secara fakta namun tetap dicampur fiksi.

Berkumpul di Taman Kuliner


Janji berkumpul pukul 12 siang ternyata bablas. Tak ada kekecewaan merundung hatiku karena ada hiburan yang menurutku keren: mengobrol dengan Muhammad Amir asal Pakistan. Ia bukan murid kelas capoeira. Adam temannya yang mengajaknya ikut bertamasya ke Pantai Sundak. Berbincang dengan bahasa Inggris, aku tertarik dengan kepalanya yang terus terusan bergoyang kanan dan kiri. Sama percis dengan karakter film Bollywood namun frekuensinya jarang. Kami bertukar pengalaman tentang politik, pekerjaan, hobi, dan apapun yang bisa kami obrolkan. Adam yang asli Polandia sibuk dengan musiknya.

Teman teman lokalku berturut turut hadir. Cipta yang paling hebat; ia lari lari mengejar bus Trans Jogja demi mengejar jam berangkat sampai kacamata minus 8 nya patah. Aku langsung tersungkur di kakinya mengucapkan kalimat berduka cita dan ia tersenyum senyum mengatakan dengan besar hati tidak bermasalah dan bulan depan akan beli kacamata baru. Salut padamu, Cipta!

Dua bule cewek datang; Svenja dan temannya bernama Katja. Mereka sama sama Jerman. 'Wah, semakin seru nih!' batinku. Aku bukan jenis manusia yang mendewakan orang kulit putih, meminta foto untuk dipamerkan ke khalayak, tapi kehadiran Svenja dan Katja memberi kesan semarak di acara ulang tahun Capoeira Senzala Jogja ini.

Svenja sudah mahir berbicara pakai bahasa Indonesia karena ia sudah lebih dulu tinggal di Jogja dan Jakarta. Katja belum hingga aku harus menggunakan sihirku memakai bahasa Inggris yang lumayan baik. Kami berbincang, tertawa, menyalurkan rasa persahabatan antar bangsa.

Tepat pukul 13.30 kami berangkat menuju Susuatu, warung susu yang dikelola capoeirista, di Krapyak. Kami pun naik truk menuju Pantai Sundak. Kalau Anda membayangkan kami seperti sapi, itulah yang terjadi dengan kami. Menakjubkan sekali tepat sehari setelah Hari Raya Idul Adha 1433 H.

Pantai Sundak, kami datang ....



______
Sumber gambar: Dokumentasi Capoeira Senzala Yogyakarta

Tidak ada komentar