Header Ads

SBY, Maestro Ahmad Ali, dan Ring Kedaulatan Harga Diri

SBY. Si Boxer Yahud. Anak Pemalang, masih ingusan dijadikan anak oleh seorang maestro dunia. Dilatih oleh Ahmad Ali. Ditemukan di bawah jembatan saat memungut sampah, SBY mulai belajar memukul zanzak. Didikan ketat AA membuat SBY jadi besar.
'Kau orang kampung, Ye. Terus terang aku memungutmu. Dari tempat sampah. Tapi, jangan membuatmu kecil hati.'
Begitulah sering AA memberi wejangan. Tak langsung SBY meraih predikat petinju top. Dari bawah, menjadi tukang pel sasana tinju. Berkat ketekunan dan rangsangan AA, SBY menanjak meroket.

Lepas pertandingan seru. SBY menganvaskan Raja Tinju Dunia kelas berat: Frederick Simangungsong asal Belanda. 12 ronde mereka habiskan. Dan SBY memukul roboh pada 20 detik sebelum bel tinju berakhir. SBY menjadi juara dunia baru. Indonesia punya, setelah ribuan tahun tak memiliki.

Sayang sungguh sayang, tulang hidung SBY patah. Sempat menahan tangis di atas ring, di ruang ganti ia meraung raung. Meminta tolong kepada kru, pelatih, atau siapa saja yang bisa menyembuhkan cidera hidungnya. Ia kuatir harga dirinya runtuh, menghunjam ke dasar tanah, tanpa pernah bisa dikembalikan lagi. Seluruh tim sukses SBY kelabakan. Ingin berbicara apa kepada para wartawan yang sudah ada di luar. Menunggu kehadiran sang Jawara baru, untuk sekadar dikorek perasaannya. Disiarkan ke seluruh penjuru dunia. Inilah kejayaan SBY. Tunggu: Sang pelatih punya ide untuk melakukan lobi ke Dewan Juri.

'Tunggu di situ Ye. Tahan sakitmu. Sebentar, aku cari cara. Biar kamu bisa segera ke rumah sakit, tanpa diketahui wartawan.'
'Aduh Mak. Sakit hidung ini ....' teriak SBY.
'Sabar Ye. Kamu petinju apa penari sih.'
Oh mungkin inilah kesalahan didik AA. Ia yang berjuluk sebagai 'Menyengat bak lebah, menari seperti kupu kupu' menularkan hanya satu bagian saja. Kupu kupu saja. Hormon SBY berlebihan, terlalu gemulai. Menang sih menang, tapi kalau ada bagian tubuhnya yang lecet saja, ia akan mengumbar sisi sentimentalnya.

Mulai saat ini SBY layak diberi gelar: Petinju Kupu kupu Bukit Tidar. Tidar tidur, Maksud penulis.

Di luar, para penonton sudah bersorak sorak. Dewan Juri saling berpandangan, mencari tahu kenapa sang Juwara, SBY belum balik ke ring untuk mendapat kalungan trofi. Kalungan medali, dan mengangkat trofi. Pemandu sorak semakin trengginas, kalap, menggila di bawah ring meneriakkan yel yel kemenangan. Dan mencoba menarik SBY untuk keluar dari sarang kesakitan.
'Give us S, Es. B, Be, Y, Yei. S-B-Y.'

Mari kita telusuri betapa alfabet SBY penuh kerancuan.
- S, Es. Memang dalam sudut pandang Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia memiliki persamaan pelafazan. Dan ini benar.
- B, Be atau Bi? Tidak jelas kan. Jika Be, mengikuti EYD Bahasa Mentri Pendidikan Nasional, benar. Tapi kenapa tidak diucapkan Bi secara Inggris? Yah, agaknya takut dianggap berkelamin ganda.
- Y. Tidak Wai. Kedengarannya malah mendekati Yei. 'Ike jemput Yei.'

Ah, membuka aib benar analisis nama ini. Tak boleh. Indonesia adalah negeri santun, tak boleh berprasangka. Karena itu menjerumuskan umat kepada fitnah. Ingat, fitnah membuat hangus seluruh badan anak anak negeri.

Senyap. Suasana sepi kelam saat sang Pelatih AA naik ke mimbar ring. Tidak, tidak, ia tidak akan mengurai pengalaman relijiusnya, mengapa ia masuk Islam. Karena ini ajang olahraga, bukan pengajian. Ia menyerobot mic dari tangan sang pemandu acara. Dengan tangan gemetaran, AA mulai kata kata:
'Yang terhormat Hadirin. Lets get ready to a rumble ....'
Salah set otak AA. Dia salah memosisikan diri, lupa jika ia bukan sang Announcer.
'Sori. Saya Ahmad Ali memohon Maaf kepada Anda sekalian. SBY sang Jawara kita tidak bisa menerima sabuk kemenangan saat ini,' AA melirik ke salah satu Dewan Juri yang cantik jelita. Sepertinya, sang Dewi adalah anak buah Donald Trump. 'SBY ketiduran.'

Sontak penonton muring muring. Ada yang melempar botol Aqua ukuran 600 mL. Ada yang mengumpat  'Gajah Bengkak, gajah bengkak, keluar kau. Kita belum puas nonton.'

'Tapi tenang. Saya akan mewakilinya. Menerima penyematan sabuk juara.' Bujuk AA dengan gesture tubuh yang menarik simpati.

Wah wah, tinju ini berubah menjadi Ajang Perebutan Piala Citra, Festival Film Indonesia. Dengan alasan ada show lain yang lebih menggiurkan, sang pemenang boleh diwakili. Tapi tak mengapalah. Karena Indonesia mengenal budaya Dewan Perwakilan Rakyat. Adopsi yang oke punya.

SBY di atas ranjang pesakitan didorong awak tim, lewat belakang gedung pertandingan. Ditutupi selimut putih, layaknya kafan keMAtian. Ia dilarikan ke Klinik Rehap Hidung Haji Jeje.

Mari kita berdoa bersama, semoga SBY sembuh. Dan kembali lagi ke ring tinju dengan benar. Lebih tegar, lebih kuat, dan lebih memukau dunia pertinjuan sejagad raya.

 

Tidak ada komentar