Header Ads

Jeratan Motor Kredit, Motor Setan

Semua tentang motor kredit. Membuat runyam, tak jelas arah mana yang harus dipilih. Melanjutkan dengan risiko sering menunggak, ditagih dan serta merta sembunyi, atau menghentikan angsuran dan merelakan lima kali setoran. Hangus. Motor kredit yang semula saya anggap sebagai pemantik semangat, berubah menjadi neraka.

Keputusan yang dulu saya terbitkan, agaknya salah. Tak memandang dari banyak segi. Berapa gaji sebulan yang saya dapat, pengeluaran, dan macam macam. Belum jika teman teman mengajak dugem. Apa kata yang akan saya dapat jika saya menolak mereka. Pasti saya terancam dikeluarkan dari lingkaran sosial mereka. Tak ingin saya sendiri. Hanya, emosi saya kebablasan. Tak mampu menahan diri untuk sekadar berpikir ulang. Sekilas saja. Dan inilah akibatnya. Berulang ulang saya seperti diburu oleh penagih, seolah saya buronan yang siap digantung di depan orang banyak.

Jika utang itu halal, saya akan mendekatinya. Tapi bagi saya, sebisa mungkin untuk menghindari. Ah, apakah ini hanya gengsi yang saya buat sendiri. Dulu, saya sangat menyukai berjalan kaki. Ke kampus, ke pasar, ke manapun saya pergi. Dan kembali lagi, setan. Setan pun tak berhak untuk dijadikan alasan dengan permasalahan saya ini.

Membingungkan.
Sudahlah. Saya harus segera memutuskan.
Melanjutkan kredit, atau menghentikannya.


Tidak ada komentar