Header Ads

Ketika 2 Burung Gereja Di Atas Kubah Emas Sebuah Masjid

Dua burung gereja ada di atap sebuah masjid. Di dekat kubah berlapis emas. Mereka saling bercericit, mengobrol, bercerita tentang kejadian hari ini. Saat mereka terhempas angin puting beliung, terpisah satu sama lain. Dan beberapa menit setelah reda, dengan tergopoh gopoh mereka bersatu kembali.

    Yogyakarta sekarang tak jelas musim. Hujan dan panas silih menyilih. Ketika panas, burung burung berkeringat, terbangnya tak tinggi. Menguras tenaga, burung gereja berkomentar. Dan saat hujan deras, disambung petir, tak ada lagi tempat buat berteduh. Pohon pohon tumbang oleh badai, atau tak ada karena sudah dijual oleh para Tengkulak. Dijual ke negeri seberang untuk dijadikan pemanas saat musim salju. Burung burung gereja merana. Ingin menangis, mengeluh kepada siapa. Terkadang mereka berpikir, 'Tuhan tak adil. Terlalu berpihak kepada manusia. Membiarkan manusia berlaku seperti ular, musuh kami para burung burung.'

'Hai Teman!' sapa burung gereja pertama.

'Ada apa?' jawah yang kedua.

'Apakah kita nanti tidak terkena razia?'

'La kenapa?' burung gereja kedua mulai penasaran.

'Karena nama kita.'

'Kenapa dengan nama kita?'

'Ada nama gerejanya. Dan kita sekarang di atas orang Islam. Mereka sedang sembahyang.'

'Wah, bisa panjang urusan nih. Kita dikira menginjak kepala mereka. Tahan, jangan sampai kita berak, kena kopiah mereka.'

'Bagaimana kalau kita pindah tempat?'

'Kenapa harus pindah?' tanya burung #2 yang berparuh bengkok, karena dahulu pernah ia hampir terjaring oleh jebakan seorang anak kecil badung.

'Ya takut saja.' burung #1 menjawab dengan bergetar.

   

Datanglah burung gagak. Satu gagak berwarna hitam pekat. Tubuhnya besar sekali. Tapi, baunya tidak enak. Sepertinya, ia baru saja kekenyangan memakan bangkai. Ah, mungkin juga ia makan enak tadi. Masakan halal, di belakang Restoran Muslim. Siapa tahu, toh hanya tebak tebak berhadiah. Si burung gagak mendekati dua burung gereja.

'Kalian ngapain di sini?' tanya si gagak seru.

'Ndak Bang. Kami cuma main.' jawab burung gereja 1.

'Kalau cuma main, kenapa ga di Taman sana. Banyak teman temanmu tuh!' burung gagak ketus. 'Di sini wilayah kekuasaanku.'

'Maaf Bang. Kami pindah saja.' burung gereja 2 ikut menjawab.

'Tunggu. Kalian tadi makan dari orang masjid ga?' nada suara burung gagak melemah.

'Makanan apa Bang?' burung gereja 1 dan 2 bersamaan bertanya.

'Wah kalian ga tahu pa? Ada pesta besar di bawah.'

'Apa itu Bang'

'Coba kalian ke bawah.' pinta burung gagak.

'Kami takut Bang.' jawab burung gereja 1 cepat.

'Kenapa harus takut? Mereka baik baik saja. Buktikan dulu. Kalau nanti kalian dimarahin ama mereka, bilang aku. Aku akan lapor ke pak Kyai.' mata burung gagak tampak tak berbohong. 'Ayo buruan. Nanti kalian kembali lagi ke sini. Ceritain ke aku ya.'

Dua burung gereja saling bertatapan. Mencari persetujuan satu sama lain. Dan, satu burung gereja mengangguk.

Burung gereja bersilaturahim ke masjid. Di tempat berkumpul para santri yang tengah mengaji dan juga bersantap makanan banyak.

Dan tak ada huru hara. Alhamdulillah.


Tidak ada komentar