Header Ads

Satu Polisi Terancam Disersi, Bar Dangdut, dan Terorisme Abal abal

Seorang Polisi berada di sebuh bar. Mengamati barisan minuman keras di lemari pajang. Terkagum kagum, ingin memiliki, tapi gaji hanya sedikit. Tak mampu ia membeli meski segelas. Juga adat dan agama mengarahkan untuk tidak mendekati bir, whisky atau semacamnya. Memabukkan, menjurus ke kematian, begitu para Kyai memberi petuah. Tak mampu berbuat banyak, si Polisi bergerak berjalan menuju pojok bar. Berlangkah gontai.

Di panggung pertunjukan tampak seorang biduan menyanyikan sebuah lagu. Suaranya cempreng, tapi banyak yang menyoraki. Merasa tersanjung, sang Biduan kalap makin heboh goyangannya. Ini sebuah bar kelas menengah ke bawah. Bar dangdut kelas tempayan guling. Dan pengaruh bir dengan aromanya yang menguar menjadikan suasana bar semakin muram. Si Polisi terus mengamati, memantik korek api menyalakan Dji Sam Soe. Menyesap, menikmati sensasi tembakau kretek khas Nusantara.

Di sisi lain, seorang bartender gemulai memainkan gelas. Mengocok, mencampurkan berbagai minuman, juga berniat menghibur para pengunjung. Tentu agar para pengunjung semakin terisap hipnotis sang bartender. Dan memesan minuman, terus dan terus.  

Si Polisi menahan diri. Membeli bir, berarti menyalahi prosedur. Bagaimana jika sang Komandan memanggilnya melalui telepon? Dan ia menjawab dalam keadaan mabuk.
Ditanya 'Di mana posisimu?'
Ia melantur menjawab, 'Goyangan biduan di depan saya semakin panas, Bos!'
Pasti ancaman disersi segera disarangkan kepadanya. Bagai revolver meremukkan tempurung kelapa sang polisi.

Ia mengalihkan perhatian dengan menghitung para pengunjung bar.
Wanita: 12 orang
Lelaki lebih banyak: 34 orang.
Pemain orkes dangdut sudah masuk dalam hitungan.
Total bersama si polisi di dalam bar ada 47 kepala.

4, 3, 2, 1 .... bencana!

Bom meledak. Teroris mengacaukan suasana.
Dan, si Polisi yang berada di bar itu besoknya mendapat kenaikan pangkat dari komandannya.
Meski ia tak sedang menjalankan tugas negara, tetap saja dianugerahi penghargaan. Di sebuah bar tempat ia menghibur diri, di sela tugas tugas sang Komandan disertai bentakan.

Polisi yang baik bagi kita semua.



Tidak ada komentar