Hidup Bahagia Satu Atap Bersama Tukang Porot
Hidup bersamamu aku merugi. Porot demi porot kau lakukan. Tanpa sepengetahuanku. Memanfaatkan kelengahan dan kelemahan diriku. Dan kutahu itu setelah hampir separuh tabunganku amblas karena aku kau hipnotis. Dengan rayuan gombalmu, di saat hatiku butuh dirimu, di saat hidupku limbung tak tentu kepada siapa harus bergantung. Hanya padamu.
Bangkrut.
Masalahkah dengan uang yang kupunya? Kutak mampu, tanpamu. Biarlah aku tak punya apa, asal kau ada di dekatku. Meski kutahu, dirimu tukang tipu. Tukang porot. Tukang hipnotis, perayu ulung, memanfaatkan uangku untuk kau makan. Aku cinta kamu. Wahai Tukang Porotku. Sebagian jiwaku bergantung kepadamu. Seorang.
Post a Comment