Header Ads

Tak Mau Berjihad demi Menghentikan Perang yang Lebih Besar

Suruh aku untuk berjihad, aku jawab TIDAK.
Paksa aku berjuang demi negeri lain. KUTOLAK, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
Tanpa cap darah pun doaku selalu kepada mereka.
Kepada warga, bukan para pemimpin yang kalap.

Sudah aku bilang, janganlah memakai nama agama.
Ajaran Tuhan terlalu indah untuk dipertentangkan.
Politik dan otak otak tak tertimbang yang menyebabkan permusuhan.
Dan bukan pimpinan berjanggut tebal, bukan para Mossad yang binasa.
Tapi anak anak, ibu ibu, juga remaja tak bermasa depan.
Mereka korban. Yang layak mati, untuk mempertebal dosa para pemimpin. Untuk menjadi penghuni surga.

12 komentar:

  1. Hdup mulia atau mati syahid Mas, dan kita juga harus ingat dengan hanya mendoakan itu adalah selemah-lemahnya iman, ya aku maklum memang manusia banyak yang takut mati, tapi toh kita akan mati semuanya entah sakit atau kecelakaan dll...., alangkah indahnya mati dalam keadaan jihad membela agaman Allah dan Muslim yang memang bersaudara, Alangkah indahnya mati ditembus peluru kaum kafir, tidak ada balasan kecuali Syurga, Tapi syaratnya niatnya harus ditata Iklas karena Allah. Mudah-mudahan sampeyan panjang umur mas dan bisa menikmati dunia ini walau hanya sementara,,,, Free Palestine !!!!!!

    BalasHapus
  2. Tenang. Tenang saja.
    Ga usah emosi menanggapi tulisanku secara begitu dahsyat.
    Pendapatku bukan fatwa, bukan harga mati. Janganlah menganggap imanku lemah. La emang lemah ko. Jujur lo aku.
    Mas, pengin aku gimana?
    Opini kan boleh beda. Tenang saja.
    Plis ndak usah emosi.
    Aku ki lagi belajar nulis. Bukan buat Undang Undang. Gitu aja kok repot. Matur nuwun pendapat balikmu ya. Misi.

    BalasHapus
  3. hahahaaa...kok jadi banyak yg ngomentari postinganmu dg cara normatif abiss ya An... jadi geli sendiri akyu.

    btw kamu tambah rajin nulis yg asik2 niy.....

    BalasHapus
  4. Aku hanya seekor kupu kupu mungil, Nov.
    Disemprot pestisida mati seketika. Tapi, aku telah meninggalkan keindahan. Bernama sudut pandang lain. Hi6

    Dukung saya via SMS. Gombal deh. Ha6

    BalasHapus
  5. aah...kamu berhalusinasi An....kupu-kupu mungil? plis deeehhhh...sok imut ih :))

    BalasHapus
  6. Belum tahu ya.
    Nama asliku 'A KuPu nya Anjing Kecil. Kupu ri nama Heli.'
    plis dueh. Ha6

    BalasHapus

  7. Melihat komentar yang berapi-api semacam itu, aku teringat akan kasus orang dari pulau terbarat negeri ini, yang membenci bangsamu, Ndhy.... Heheheeee.... Mampus. Hobiku kan ngulik-ngulik luka lama, biar parah sekalian, meradang.

    BalasHapus
  8. Kenapa harus meradang? Aku aja dibikin bapa ibuku dgn gembira. Tak ad alsan untk ikut ikutan beringas. Hanya soal waktu.
    Manusia Jawa udah ada di bumi ribuan tahun. Mungkin aku n nenek moyangku bersahabat ama manusia purba. N sesuai umur kami, kami harus blajar dwasa menerima opini balik. Gtu aj ko repot.ha6

    BalasHapus

  9. Ndhy, dulu nenek moyangmu pas masuk Nusantara sekapal ngga ya dengan nenek moyangku? Jangan-jangan emang dari dulu kita sudah dijodohkan? Penasaran.

    BalasHapus
  10. Sekoci sih iya. Cuma kalian lebih suka nyanyi. Kami nyinden.

    BalasHapus

  11. Yang dulu itu diceburin karena suaranya sember, siapa? Mbah Gelung, ya?

    BalasHapus