Header Ads

Membinasakan Ratu Medussa Berhati Malaikat

Merayumu serasa menggenggam petir. Aku terbakar dengan rambut yang mengacung menunjuk langit, penuh aliran listrik. Tersengat dan ingin diriku mundur. Meninggalkan semua yang kau janjikan, kupenuhi, dan kau cabut paksa berulang ulang. Jiwa kita sama tetapi ulahmu lebih lihai mempermainkan semua yang bisa kau singkirkan. Aku terbawa oleh arusmu, melolong meminta bantuan, anehnya kau menepikanku kembali ke bantar. Macam mana pula yang kau lakukan?

Jika kau tahu hatiku penuh tanya, jangan kau beri diriku tanda seru. Kau patok, aku tetap, namun kau segera berlari. Berganti ganti, membuatku masuk ke dalam perangkapmu, dan aku mati karena berasa.

Tuhan, hukumlah aku bukan dirinya. Lepaskan aku ke liang yang kekasihku buat. Menderita aku, terguling guling tanpa harapan yang bertandang. Hanya aku yang berhak mencinta, tidak dia, tutup rahasia ini.

Biar aku menyodorkan hati ini tanpa peduli dia kepadaku. Dan kunikmati gerak bibirnya di dalam sanubariku.

Stasiun Ngrombo. Bersama Bapak dan Ibu menjajakan penganan pedas.

Tidak ada komentar