Header Ads

Pagi di Bumi Jawa

Fajar turun. Lelaki banyak bersuara. Anak kecil menyanyi. Pedagang belum beraksi lagi. Semua tengah menata hidup. Setelah semalam berteriak atau terlelap. Beradu, membenturkan keinginan dan kebutuhan. Mana berkuasa? Seimbahkah? Kemungkinan besar berjawab pasti. Tapi, ah mengapa aku selalu menafikkan berita Tuhan. Sungguh terlalu, Bang Rhoma berpesan.

Rerimbunan hijau mulai tampak dari balik jendela. Daun basah menggulirkan embun ditangkap binatang melata. Menyambut pagi nan menyenangkan. Sayang, tidur lebih berpihaj. Kadang kala saja. Cukup?

Tanganku sedekap menahan dingin. Pikiran kulamunkan dengan sengaja. Membayangkan gelimang harta. Perlukah?

Subuh di kereta ekonomi yang mengasyikkan.

Tidak ada komentar