Header Ads

Bus Harmonisasi

    Berada satu bus bersama orang-orang di bawahku. Kemampuan berpikir dan selera yang jauh kutinggalkan. Celoteh yang tak berkapasitas, tertawa yang hambar dan kampungan. Mereka menebar cerita-cerita yang telingaku tak mampu meresapi. Filosofi, sastra, agama dan seluruh ilmu yang kudapat tak sepadan dengan timbangan ibadah mereka. Keindahan hanya aku miliki, mereka mempunyai banyak kekurangan yang jelas di mataku.  
    Mengapa aku berada di dekat mereka? Itu pertanyaan besar sementara aku lama berada di sebuah panggung kebaikan. Yang kulihat seluruh keburukan dengan jelas, terhampar luas di depanku. Dari ketinggian aku menatap dan mencermati tingkah laku orang-orang itu, yang berada bersamaku di dalam bus berpendingin.  
    Pantaskah aku berpikir demikian? Benarkah anggapanku jika mereka adalah orang-orang yang diciptakan hanya untuk menjadi manusia rendah? Hanya dirikukah yang berhak menyesap kegelimangan dunia? Bukan mereka?  
    Picik, sungguh tak adil jika berpikir seperti ini. Hanya satu pandang saja, seluruh tubuh mereka aku cap dengan label buruk. Bodoh juga berlaku padaku jika demikian. Mereka juga pandai, aku tak tahu saja. Kedalaman kehidupan mereka belum tentu aku miliki. Penerimaan mereka terhadap hidup, yang kadang kuprotes, tak kumiliki penuh. Hanya sebagian, jauh dari takaran mereka. Aku bodoh dan bukan apa-apa.  
    Berada dalam satu bus, aku belajar banyak. Tak sendiri aku di dunia ini. Aku hanya setitik noktah di samudera biru. 

Tidak ada komentar