Header Ads

Sengaja Membunuh Bunda: Anak Durhaka Modern

Sungguh beruntung punya bunda pikun. Keuzurannya bisa dipermainkan, seperti bercanda dengan kucing kecil, jika bosan kujerat lehernya, mati. Begitulah nasib bundaku. Sudah tua kuaniaya pula. Melengkapi kehidupannya, enam puluh tahun saja. Indah sekali permainan ini.

Wahai, para Kyai. Akulah anak durhaka, pantas disulap jadi batu, patung di pinggir laut. Tapi tolong, pose aku dalam gaya terbaik. Agar para pelancong suka berfoto denganku. Klik, masuk website pribadi. Menjadi buah bibir seantero dunia. Maya boleh, nyata kecipratan. Model bau tengik, itulah diriku.

Bunda, bunda, tak tahukah kau anakmu ini bejat? Sejak dulu kiriman uangmu tak kugunakan semestinya. Kubelikan lipstik, kalung fantasi, maskara berdiskon besar, kadang jika kepepet aku gunakan untuk main judi domino. Aku cewek tomboi. Pergaulanku luas, tidak hanya preman pasar, para waria juga aku samperin. Jiwaku sosial, orang kecil tidak boleh dihardik. Pantang merusak ajaran moral agama.

Jangan tanya dari mana penghasilan tetapku. Pasti, dari jualan daging. Tidak boleh berburuk sangka. Aku pedagang daging halal, sapi dan kerbau. Bersertifikat MUI. Setahun yang lalu ada pendaftaran bagi para pedagang daging. Aku ikut ikutan saja. Toh aku percaya karena si Bapak tukang daftar berpeci, bawa stempel bulat pula. Akhirnya aku dapat ini sertifikat. Usahaku aman dan direstui para ulama.

Satu yang menjadi ganjalanku: Aku masih suka mengerjai Bunda. Uangnya kukuras habis untuk hura hura. Asyik sekali.

Dilema tapi memberiku sensasi.

Untuk para ibu yang selalu kedodoran mengatur keuangan.

11 komentar:


  1. Pantes, aku heran melihatmu; anak kos yang terlalu menor. Maafkan, tadinya kupikir kau nyundal. Ternyata kau piawai mengatur belanja. Jadilah biniku.

    BalasHapus

  2. Loh, kupikir aku yang pertama, Annelies.... Ternyata si Robert Hutapungkut yang duluan mbelah durenmu. Tertipu aku. Balikin batangan emasku.

    BalasHapus

  3. Kenapa, dibaca Alif ya? Alif tuh umur berapa sih Ndhy?

    BalasHapus

  4. Ah, pantas jadi putra Syekh April. Mentalitasnya jauh melebihi usianya.
    Kalo Syekh April umur berapa Ndhy? Ia tampak belum terlalu uzur, sepertinya ia menikah umur belasan.

    BalasHapus
  5. Yah, aku bukan presenter gosip Pha. Penikmat saja, kadang2 kalau bu kos nyetel TV. Kalau dia arisan, remote jadi kekuasaanku

    BalasHapus

  6. Nyindir. Udah agh besok aku ga mo ngomong lagi. Ngambek. Abis, digituin. Ih, digituin apa? Ngeres. Kebanyakan makan tongseng kambing.

    BalasHapus