Header Ads

Membayangkan Aku Minyak Tanah

Aku membayangkan diriku adalah minyak tanah. Dulu disanjung-sanjung, kini dibuang percuma. Aku disembunyikan di suatu tempat, dalam waktu yang lama, sekarang dijual sangat mahal hingga mencekik leher para pedagang.

            Dalam darahku mengalir minyak tanah. Pendidih minyak goreng yang kuenya kulahap habis. Protein, karbohidrat mengalir ke sekujur tubuhku dengan pompaan minyak tanah. Tapi kini, peran itu telah digantikan oleh gas elpiji.

            Bukannya aku cemburu, aku tidak menaruh rasa curiga barang sedikit pun. Aku merasa aku bukan saingannya, dia berpakaian dengan tabung-tabung bercat, aku telanjang dan hanya drum-drum berkarat yang menampungku. Aku rindu belaian tangan ibu-ibu, mereka sudah tak mau menggunakan jasaku.

            Pasrah menerima cobaan ini, aku berkeluhkesah kepada siapa saja yang masih mempercayaiku. Menerima apa adanya diriku walaupun penimbunku melangitkan hargakku. Dan aku memohon maaf atas keadaan ini. Mungkin sepuluh tahun, dua puluh tahun, hidupku sudah melayang bersama embus angin kematian.

            Minyak tanah dalam kenangan.

Tidak ada komentar