Header Ads

Saya Bertemu Presiden (Rahasia Maut tak Terekspos)

Jika saya diberi kesempatan oleh Menteri Sekretasis Negeri untuk bertemu dengan Presiden Rindunesia, apa yang akan saya lakukan:
  1. Mengucapkan salam manis dengan uluran jabat tangan hangat.
  2. Mengumbar senyum semenarik-menariknya. Ini untuk membuktikan kepada beliau bahwa saya adalah warga negara yang ramah dan memesona.
  3. Menjaga sikap dan kelakuan. Jangan sampai memalukan diri sendiri karena jika bertindak berlebihan bisa dianggap sedang mempraktikkan teori “Asal Bapak Senang” atau budaya “Menjilat Atasan”.
  4. Tidak akan duduk terlebih dahulu sebelum beliau mempersilakan. Untuk menghindari prasangka “Serobot Enak Gila!” terpaksa saya berlaku sopan tanpa dibuat-buat.
  5. Berbicara teratur dengan bahasa tangan yang sama dengan Sang Presiden. Agar beliau senang bahwa ajaran politiknya telah dipraktikkan oleh salah satu anak bangsanya.
  6. Jika berkenan saya akan mengajak beliau berkaraoke. Menyanyikan lagu-lagu patriotik atau cinta karya beliau. Sungguh suatu kebanggaan melantunkan nada-nada menyayat gubahan presiden Rindunesia yang berhati lembut. Saya akan berucap,”Mr. President, bagaimana jika kita menyanyikan lagu ‘USA is my King’?”
  7. Andai si Bapak marah dan merasa harga dirinya turun, saya rela diusir dari Istana Negeri.
  8. Saya akan menyapa Ibu Presiden, “Madam, punya anak bujang tidak selain yang tentara itu?”
  9. Menyerahkan nomor telepon pribadi saya kepada Bapak Presiden. Barangkali beliau kangen pada saya.
  10. Cuci piring, mengepel, mencuci baju, dan lain sebagainya. Saya ingin merasakan kenikmatan menjadi pembantu presiden. Berjanji memulai karir dari nol, saya akan mempraktikkan secara sungguh-sungguh ketrampilan saat menjadi buruh migran.

Tidak ada komentar