Ke Australia? Ah yang Bener?! (Bagian 2)
Terlalu cepat memutuskan diriku. Aku pun lambat mengungkapkan rencanaku untuk menikahimu. Dan, kini kau hendak meninggalkanku. Mengucap salam perpisahan, dirimu telah merobek hatiku hingga berdarah.
Aku lalu tersadar bila memang kita tak mungkin mampu bersatu. Kisah cinta yang hanya beberapa bulan telah membuka hatiku. Segala kelebihan yang kaupunya dan kekurangan dalam diriku. Kau terlalu tinggi dengan segala impianmu. Aku hanyalah pemuda desa tanpa keinginan.
Kurelakan dirimu berjalan seperti yang kauinginkan. Shantie, berjuanglah mengejar impian-impianmu. Kembalilah bersama pemuda asing dari sana. Jika kau tak mendapatkannya, aku masih mau menjadi pendampingmu. Aku berjanji. Bumi, langit, dan seluruh isi angkasa raya kupersembahkan untukmu.
Post a Comment