Header Ads

Pah..Lawan bush (Bagian 1)

Bush adalah semak, semak dalam pendekatan makna adalah sesuatu yang diinjak-injak. Jadi sedikit disimpulkan bahwa Bush memang pantas diinjak-injak. Mungkin analogi berfikir ini bisa dipersamakan dengan kondisi aktual seorang presiden Amerika Serikat, George Walker Bush. Banyak tentangan terhadap rencana kunjungan sang maestro pengobrak-abrik kedaulatan negara lain ini, mulai dari elemen masyarakat seperti keagaman sampai dengan mahasiswa. Tapi dengan segala “kecerdikannya”, barangkali kebodohan bangsa Indonesia sendiri, agenda kunjungan Bush selama –cuma- enam jam memberikan pelajaran berarti bagi kita.


 


Saya bukan pendukung George W. Bush dan sayapun bukan penentang kedatangan “wakil bangsa US”, mungkin kesan yang ditimbulkan adalah seorang yang peragu namun semua kejadian harus disikapi secara bijak dan dalam kerangka berfikir jernih.


 


Kemarin, tanggal 20 november 2006, menjadi hari yang luar biasa sibuk untuk sekelompok pasukan pengaman Istana Kepresidenan Bogor. Di sudut tempat dekat dengan pintu masuk istana, polisi Brimob, tentara menggeledah dengan perasaan curiga kepada setiap orang yang ingin memasuki kawasan istana. Belum lagi suasana di ruang masak kepresidenan, sebanyak 6 orang juru masak yang diketuai oleh seorang pimpinan dapur dengan sedikit kaku, tegang –ditandai dengan kepercayaan dirinya yang menurun tajam, mencontek buku resep makanan khas Amerika Serikat- karena yang dijamu sore nanti adalah “orang nomor 1” di dunia. Mereka takut apabila masakan yang telah disiapkan tidak akan lulus sensor pendeteksi kebersihan makanan ala barat. Ketrampilan yang selama ini mereka tunjukkan dengan amat professional menjadi menguap begitu saja akibat momok sebuat kata AMERIKA SERIKAT.


 


Bagaimana dengan bapak negara kita yang mempunyai hajatan besar menyambut lawatan sang kakak –atau lebih baik dibilang sang Tuan- apakah beliau juga mengalami keadaan cemas dan keluar keringat dingin? Sang Presiden dengan sibuknya mencoba mengalihkan kegrogiannya dengan bernyanyi kecil, bersiul kadang juga tertawa sendiri. Seakan les kepribadian dan ketrampilan menyanyi Presiden penyanyi ini –beliau mengambil kursus menyanyi Purwatjaraka- menjadi tidak berguna sama sekali, semua hambar.


Ibu negara kita yang biasanya menjadi pendukung utama sang suami terlihat tidak kalah hebohnya di ruang rias. Karakter yang biasanya dimainkan dengan amat tertata –tanpa kursus kalau ini- anggun, sedikit dibuat-buat dan berbicara seperlunya, sekarang menjadi meledak-ledak dan penuh dengan guratan ketergesa-gesaan. Penata dekorasi ruangan di tempat penyambutan menjadi sasaran kemarahan sang Ibu, ketika ada kesalahan sedikit tentang posisi bunga penyedap mata maka semua tim dekorasi akan dipotong gaji pada bulan esok. Hanya menyambut Laura Bush, ibunda kita yang biasanya apa adanya menjadi berwatak serigala.


 


Kawasan dalam jangkauan 2 km telah dibersihkan oleh petugas keamanan, meliputi penutupan sungai menggunakan kawat berduri yang berpotensi menjadi pintu masuk kelompok pengacau keamanan. Selain itu yang menjadi perhatian utama adalah jalan ke luar masuk istana mendapatkan pengawasan yang ekstra ketat. Dengan keadaan seperti ini, masyarakat menjadi takut untuk melakukan aktifitas layaknya sehari-hari bahkan secara tak resmi kegiatan perkantoran tutup untuk waktu sementara.


 


Persiapan yang sangat detail telah dilakukan, mulai menyiapkan helly pad sebagai tempat pendaratan helikopter yang dibangun khusus untuk acara ini saja, bahkan setelah selesai dibangun dilakukan ujicoba sebanyak beberapa kali untuk pemastian kekuatan. Saat ujicoba pendaratan, tanpa perhtungan matang, merusak kolam teratai yang sebelumya tertata rapi.


 


Tapi apa lacur, seorang Bush dengan pengawal-pengawalnya berbadan besar dan tegap, lebih culas dibandingkan dengan pengawal keamanan Presiden. Mereka menggunakan jalur yang tidak terduga seolah ingin menunjukkan tidak mau didikte oleh bangsa sekelas Indonesia. Karena semua wilayah Indonesia telah dideteksi dengan amat detail, maka dengan amat mudahnya mereka menemukan loteng tikus untuk menuju istana Bogor.


 


Bagaimana dengan para teroris yang berjanji membunuh Bush dengan santet, tenung ataupun Bom? Sami mawon, kalau orang Jawa bilang, sama sekali tak menduga bahwa Bush akan mencari jalan lain, jadi rencana pembunuhan tidak terjadi.


Begitulah persiapan lembaga kepresidenan kita menyambut kedatangan sang Bos besar, untuk ulasan tentang hasil pertemuan Presiden kita dengan Bush dan perjamuan antara Ibu negara dengan Laura Bush saya bahas di bagian kedua. Tunggu kisah Pah...Lawan bush (bagian 2)!


 


 


 


 

Tidak ada komentar