Lovin Every Minute
Sebut saya tiga kali, saya akan segera berada di sisimu. Membantumu, mengutangimu, jika lapar atau tak ada uang untuk membeli sekadar sabun muka. Jangan ragu, ucapkan saja, karena saya akan menyisihkan kepentingan saya, hanya untuk dirimu seorang. Dan kita menjadi sepasang sahabat yang tak mampu digoyahkan. Oleh apapun. Percayalah. Untukmu, Sahabat saya, yang entah ada di mana.
Ingatkah dirimu saat saya tak mampu bernapas. Asma yang saya derita, dan kambuh itu nyaris merenggut nyawa saya, dompetmulah yang berbicara. Kau memberikan cuma cuma, sampai sekarang, jika hendak saya bayar, kau menolak dengan santun. Ucapmu, nilai persahabatan ini melebihi uang yang menyembuhkanmu. Jujur, saya terharu. Melebihi saudara kandung dirimu, Teman.
Dari jauh saya mendengar, dirimu tengah mengalami goncangan. Tak berpekerjaan dirimu. Kau hidup ke sana kemari, berteduh di rumah siapa saja yang sudi membantumu. Hati saya trenyuh. Tapi, saya tak tahu, harus ke mana mencari dirimu.
Sementara, hanya khayal yang mendekatkan diri saya kepadamu. Dan doa, semoga kau mampu melewati masa ujian ini. Segera saya mencarimu, dan jika bertemu, akan saya bantu. Baik.
BalasHapusCarikan aku tempat kos yang dipenuhi gadis binal berbodi bohay. Kuanggap impas.
Oke di Sarkem Yogya ae. Deal
BalasHapus
BalasHapusMbok ya jangan di tempat seperti itu tho... Rawan penyakit.
Wong pasar buat jual kembang. Piye ta.
BalasHapus
BalasHapusKembangmu berasosiasi negatif, hahaha...
Bukan. Ini Raflesia lo. Jangan macam2 dengan lambang negara.
BalasHapus
BalasHapusTuh kan terus nakutin. Sudah tau mentalku lemah.
Lemah tidak mental seseorang, tergantung DOKUUU donggg .... hahaha
BalasHapus