Krisis Global Kebumian
Bertelanjanglah kita untuk sepuluh tahun mendatang. Menyambut kedatangan Sang Surya yang seakan kian mendekat di ubun ubun. Merasakan panas yang menyengat, keringat berproduksi hebat, mengikuti lelehan gunung es di antartika. Juga, berselancar hebat di tengah badai badai, tsunami yang kian meninggi, dan bermain parasut saat angin kencang menggoyang pantai. Perubahan iklim yang menggembirakan para petualang sejati. Ayo, jangan lupa untuk menyingkirkan agenda agenda super ketat harian Anda. Sejenak kita amati kejadian alam yang tak biasa ini. Merasakan betapa besar kuasa Tuhan, dan terkadang, terkadang kita melupakan begitu saja. Lebih suka bersuka suka, tanpa pernah peduli bumi nelangsa, tak lagi seperti dulu, saat Nenek dan Kakek berlarian di tengah hutan gelap, tak sedikit pun cahaya matahari sampai ke tanah. Bercengkerama dengan makhluk makluk. Di hutan.
Sekarang, bumi memanas. AC adalah pilihan sebagian orang. Jika tak mampu, menggunakan kertas tak menjadi cemooh. Antara status, antara pemanasan global, yang selalu menyalahkan pemerintah ini dan pemerintah itu, antara berbagai kepentngan, industri dan lingkungan, semua kabur. Timbullah ketakutan, bernama Krisis Global Kebumian.
Mari nikmati.
Sekarang, bumi memanas. AC adalah pilihan sebagian orang. Jika tak mampu, menggunakan kertas tak menjadi cemooh. Antara status, antara pemanasan global, yang selalu menyalahkan pemerintah ini dan pemerintah itu, antara berbagai kepentngan, industri dan lingkungan, semua kabur. Timbullah ketakutan, bernama Krisis Global Kebumian.
Mari nikmati.
Post a Comment