Header Ads

CPNS DOSEN 2014 (Bagian 8): Waktu Tes Telah Tiba!


Seminggu jelang tes, saya jatuh sakit. Campur campur yang saya rasai; perut pusing, kepala mual mual, ditambah batuk batuk dengan melodi yang entah. Jika terserang stres, saya mengalami penurunan imunitas. Solusinya biasanya saya minum wedang jahe sambil membungkus badan saya dengan selimut. Waktu itu tidak berhasil. Tidur saya sepanjang malam gelisah, takut tak lulus ujian. Mata saya melotot ke arah langit langit kamar kos, napas saya memburu, dengan badan menggigil parah. 

'Ya, Alloh. Sembuhkanlah saya. Saya pengin sekali menuntaskan peperangan CPNS, membuktikan kalau tanpa uang bisa lulus!' doa saya merintih. 

Seekor cicak jatuh ke lantai. Allohu akbar, kalau orang tua zaman dulu, cicak jatuh pertanda sial. Makin ketakutanlah diri saya, bayangan hitam saya bergerak melintasi pikiran saya. Saya beristigfar, menyebut nama Alloh karena hanya Ia yang bisa memberi saya petunjuk. Bukan google.

Seorang ibu pasti peka terhadap tumbuh kembang anaknya. Saya yang sudah tiga puluh lima tahun, jika berada dalam kondisi sakit, ibu merasa dari kejauhan lalu menelepon saya. 

'Anakku sing bagus dhewe. Paling cakap sendiri.' sapa ibu. 'Ini ibu bikin sayur mangut kesukaanmu. Ibu fotoin ya, biar adik kirim lewat BBM.' 

'Ibu ....' saya marah namun tertawa lepas. 'Foto nggak bisa bikin kenyang, Bu. Kirim sini lah ke Tangerang, Bu.' 

'Sengaja biar kamu ngiler, Anakku lanang.'

Saya semakin tertawa keras. Mujarab hiburan yang ibu berikan pada saya. Dalam hitungan menit, kesehatan saya pulih. Badan saya segar bugar. Benar benar seorang ibu ialah tuhan yang tampak di Bumi ini. 

***

Pun tempat tes dapat di Depok Sawangan. Saya belum tahu lokasinya hingga saya harus menyurveinya. Hari Sabtu yang saya pilih sambil jalan jalan menghirup udara sepanjang jalan Karawaci Tangerang - Depok Sawangan yang penuh debu menyesakkan dada. 

'Nikmati perburuan ini!' ucap saya bersemangat. 

Naik angkot berkali kali, nyaris kecopetan namun saya berhasil menangkis tangan si penjahat itu yang lari terbirit birit ketika saya memelototinya dan mengecupkan bibir dua kali padanya. 

'Sampai juga, nih ....' saya mengangkat badan saya dari bangku angkot dan berucap "kiri" pada pak sopir yang sedang giat bekerja. Dug, dig, dag, dig, dug, suara sepatu kuda. 

Tempat tes berdiri megah di hadapan saya yang siap mengisap saya ke dalamnya. Dua lutut saya beradu, jampi jampi tak bisa ke luar dari mulut saya saking grogi. Dua satpam menyeringai di pintu gerbang masuk tempat tes siap menerkam tubuh saya, mengoyak, dan menelan saya mentah mentah.

'Bismillah!' ucap saya sambil menginjak bumi sebanyak tiga kali agar dayang penjaga Depok Sawangan memihak saya.'Berhasil, berhasil, berhasil!' 

Pun kaki saya melangkah mantap tanpa gontai masuk ke tempat tes. Menguluk salam pada pak satpam, saya mendapat informasi letak ruangan tes saya. Berangkat ....

Tidak ada komentar