Header Ads

CPNS DOSEN 2014 (Bagian 15): Guru Favorit SMA


Pak Jamin namanya. Ia guru mata pelajaran Fisika semasa SMA saya. Dulu, saya sepundak Pak Jamin. Sekarang saya jauh menyalipnya karena asupan makanan saya luar biasa. Semua makanan saya masukkan ke mulut untuk perut menggilingnya. Tak ada pantangan makanan apapun kecuali ikan air laut karena saya alergi dengan bentol hanya di bawah dua puting saya. Pak Jamin guru favorit saya dan ceritanya akan saya berikan padamu.

Kesukaan saya pada Fisika sama dengan Matematika. Saya menganggap dua mata pelajaran inilah cara melumpukan terorisme di muka bumi. Peneror yang terendus Densus 88, kita masukkan ke ruangan khusus kedap suara dan kita beri soal soal Fisika dan Matematika paling susah. Dengan itu, mereka akan pusing tujuh keliling, tak kuat menerima hukuman itu, berujung mereka bunuh diri secara mandiri saking frustasi.

Apa yang khas dari Pak Jamin? Killer kah ia ketika mengajar rumus rumus berdarah Fisika? Atau, suka marah marah yang membawa masalah rumah ke kelas? Tidak. Pak Jamin jenis guru yang profesional. Ia selalu masuk mengajar meski matanya sepanjang durasi merah menyala. Kenapa dengan matanya?

Ternyata, Pak Jamin punya usaha warung makan ayam bakar "Noroyono" yang menuntutnya begadang sampai malam.  Paginya sampai siang, Pak Jamin mengajar dalam keadaan mengantuk. Bisa kita bayangkan betapa gigihnya guru favorit saya yang satu itu. Meski begitu, pelajaran yang ia sampaikan dalam serangan kantuk tak mengurangi ketertarikan saya. Sekarang, bisnis Pak Jamin sudah mapan dan cabangnya di mana mana.

***

Seminggu usai tes terakhir CPNS Dosen 2014 di Universitas Siliwangi Tasikmalaya, saya balik kampung halaman di Purwodadi dan bertemu Pak Jamin di masjid Simpang Lima. Paras pak guru Fisika itu tak berubah sedikitpun. Hitam kulitnya, kantung mata gelapnya, dan cara bicaranya tetap sama. Benar kata orang orang jika guru awet muda.

Saya sebenarnya malu bertemu dengannya karena saya belum sukses.  Belum menikah pula kala itu. Apa yang bisa saya banggakan pada Pak Jamin yang mengenal saya sebagai muridnya yang bersinar? Pengin balik badan dan lari meninggalkannya, namun Pak Jamin sudah mengetahui kehadiran saya.

Obrolan pun membuka dan Pak Jamin tak mempermasalahkan saya yang belum berhasil. Ia menghargai proses saya, tak menghakimi saya ini dan itu. Syukur alhamdulillah, Pak Jamin mendorong saya untuk tetap bersemangat. Malu sekali karena Pak Jamin terus mengenang saya sebagai salah satu murid terbaiknya.

'Guru itu selalu ingat dua tipe muridnya. Paling pintar atau suka bikin ulah.' katanya.

'Pak, saya mohon doa biar diterima jadi dosen di Unsil Tasikmalaya. Sekaligus saya minta pangestu agar cepat menikah.' pinta saya.

Kebetulan Pak Jamin akan pergi umrah ke Mekkah. Ia merestui usaha saya dan yakin saya mampu menembus tes CPNS di menit terakhir yaitu umur mentok 35 tahun. Pak Jamin tak pernah meragukan saya karena tahu persis potensi saya. Di Mekkah, Pak Jamin berjanji mendoakan saya cepat berjodoh dan alhamdulillah sekarang berwujud. Terima kasih, Pak!

Tidak ada komentar