Header Ads

POMPA LAB NGADAT

Merencanakan sesuatu dengan cermat penting untuk mengurangi kemungkinan kegagalan. Saya sudah merancang dan mengarahkan mahasiswa melakukan uji Hidraulika dan Mekanika Fluida di lab~mengerahkan mereka untuk bersih bersih, membagi kelompok, menyiapkan bahan dan diktat, menyusun jadwal kerja, menyambung nyambungkan banyak hal~namun tetap saja banyak kendala ketika hari H pelaksanaan uji laboratorium.

'Direncanakan saja begini, apalagi asal saja, ya!' batin saya sembari melihat mahasiswa sibuk bermain air.

Masalah selalu ada tinggal bagaimana kita menerjemahkannya. Mau kita anggap sulit, kesukaran yang kita dapati. Baiknya, kita menjadikannya tantangan. Namun, apa saja sih kendala waktu ngelab kemarin pas puasa?

1. Mahasiswa telat

Saya menyadari jika kedisiplinan mahasiswa di sini belum merata. Ada yang siap sebelum jam kesepakatan mulai praktikum, banyak pula yang molor. Jam tujuh teng kudu sudah di lab, eh tetap saja alasan alasan ajaib bermunculan. Paling sering kesiangan. Sekali sekali bilang kemaleman lah.

Efek mahasiswa telat seperti domino yang berentetan jika kita baris berdirikan. Kelompok kelompok yang sudah saya bentuk jadi oling dan ketuanya bingung mencari anggota anggotanya. Walhasil, jam praktikum mundur sedangkan target saya sehari bisa tiga grup. Ini membikin saya panik namun tak saya perlihatkan pada mahasiswa. Saya terus menekan para ketua tim agar bergerak. Apa daya, budaya Tasik belum seketat Jogja yang kalau bilang jam 7 siap ya mahasiswanya hadir sebelumnya.

2. Pompa ngadat

Gusti, rasanya saya pengin meledakkan lab. Pompa bisa berfungsi dua jam, sesudahnya tak bisa. Praktikum mulai jam sembilan, sekarang kendala pompa. Saya mengikstruksi mahasiswa untuk membetulkan pompa namun tak berhasil. Baru satu kelompok yang rampung. Hati bersih saya merintih merasa kasihan dengan grup lainnya sedangkan kalau geser hari tidak bisa. Saya sudah pedan tiket kereta untuk mudik dan mahasiswa yang praktikum akan KKN.

Wajah seorang pemimpin akan tampak nyata ketika dihadapkan pada kondisi rumit dan mendesak. Saya kudu tenang. Napas saya tata, hati saya kelola, agar mahasiswa tak ikut terpancing emosinya meledak. Saya jelaskan jika pompa tak bersahabat, kita jadwal ulangkan praktikum setelah KKN.

Dua hal itu yang paling kentara kami alami. Selebihnya, mahasiswa sipil Unsil antusias. Masih butuh polesan sana sini terkait inisiatif, kegesitan, keingintahuan, kedisiplinan, dan banyak lagi. Secara skor, reviu praktikum belum maksimal.


Tidak ada komentar