Header Ads

MEMBURU CURUG CIMANINTIN (2)

Menyeragamkan waktu hadir anggota apapun nama komunitas sulit setengah hidup. Ada ada saja alasan masing masing kru; sarapan dulu, cuci baju yang sudah direndam tiga hari dan menguarkan bau busuk, atau jika cewek akan mengulur ulur waktu karena musti dandan hebat sejam setengah. Namun, kembali lagi pada alasan klasik kita penghuni Bumi Nusantara, tepat waktu tak pernah bisa kita patuhi bersama. Molor ialah keniscayaan.

Dari sang ketua saya mencatat jam tujuh pagi berkumpul di Wong Solo dekat Masjid Agung Tasik. Saya sendiri, jam tujuh masih mengantre bubur ayam dekat kos. Saya BBM teman lain, ia juga sedang sarapan. Pasti ngaret, batin saya. Kenapa juga kita memakai kata "karet" menyimbolkan terlambat alias telat? Apa kita tak memikirkan perasaan para penyadap karet? Bisa nggak kita pakai ingus yang jelas lebih terulur ulur nikmat?

***

Setengah delapan saya sampai Wong Solo. A Yayan dan A Angga duduk di bangku kayu. Satunya merokok, satunya tidak. Masjid Agung penuh ibu ibu yang turut pengajian bersama anak anak mereka yang merengek meminta balon karakter jagoan padahal sang ibu melirik lirik stan obral hijab murah. Di pusat kota ini, tiap minggu, warga Tasikmalaya tumpah ruah merayakan hari kegembiraan mereka. Di sisi lain, jalan Haji Zainal Mustofa tak kalah meriah dengan car free day (CFD) dan alun alun berkumpul mereka yang suka senam dan lari lari pagi. Tasik meriah sekali.

Satu persatu anggota hadir dimulai A Soni, Kang Brata berboncengan mantap dengan Teh Reni, dan Cepi si Samson Digdaya. Tangan tangan terjulur dalam hangatnya mulut memperkenalkan diri. Di sinilah, ajang menambah teman. Komunitas My Trip My Adventure kayanya bukan sekadar grup jalan jalan foya foya, batin saya.

Betapa peran sang ketua dominan saat seperti ini. Berkali kali ia menelepon si anu si itu biar anggota lain segera datang ke lokasi. Ultimatum ia luncurkan 'kalau jam setengah sembilan belum hadir, tinggal!' Lumayan berhasil usaha itu dan berduyun duyun anggota merapatkan diri ke Wong Solo.

***

Tepat jam sembilan, sang ketua menginstruksi seluruh anggota untuk membentuk lingkaran. Kami berdoa kepada sang khalik agar keselamatan dan kelancaran senantiasa ada pada kami menuju Curug Cimanintin di kecamatan Salopa, kabupaten Tasikmalaya.

'Kumpulkan tangan kita ke tengah!' salah seorang berseru.

'My trip, my adventure!' pekik kami bersama.

Saatnya meluncur ke Curug Cimanintin. Semoga selamat sampai tujuan.


Tidak ada komentar