Header Ads

MENULIS itu MUDAH!: Menjinakkan Dunia Penerbit

"Budaya obrolan dan tulisan sangat berbeda. Lewat goresan pena di buku, pemikiran akan abadi 
menembus zaman. Bahasa yang terucap memang mengasyikkan namun cepat menguap tanpa bekas."



Sebagai orang yang pernah mencecap profesi editor di sebuah penerbit elit, kata "editor" sebetulnya momok. Ia seolah dewa ganda; pencabut nyawa sekaligus pemberi napas kehidupan bagi seorang penulis. Di tangannya, kerja keras menulis kita dihakimi apakah lanjut ke jenjang terbit buku, revisi baik skala minor atau mayor, bahkan dianulir dan kita berpikir ulang bagaimana strategi baru menembus barikade idealitas editor.

Masih berani dan tangguhkah Anda melanjutkan tantangan merintis jadi penulis?
Tenang saja, tarik napas perlahan dan lembut, nikmatilah kesegaran udara di meja kerja Anda. Kita hanya musti berpikir jika seorang editor juga manusia yang punya kelemahan untuk kita lumpuhkan. Strategilah yang berperan dalam hal ini. Seberapa mulus gol kita, mari bersama kita diskusikan.

MENGENAL DUNIA PENERBIT

Editor, satu elemen dalam sebuah penerbit buku. Masih ada komponen lain penunjang yang bisa mengarahkan Anda dalam menggeluti keberhasilan Anda. Baiklah kita bahas satu persatu faktor dalam penerbit buku.

1. Rekam Terbit sebuah Publisher
Penting meneropong pola penerbitan sebuah publisher. Alangkah konyol jika Anda semisal mengirim naskah agama Islam ke penerbit buku Nasrani. Kenali publisher target kita, tampak dari jenis buku yang sering ia keluarkan, dan putuskan apakah cocok dengan naskah yang Anda tulis.
Gramedia misalnya akan mampu mewakili berbagai jenis naskah berbeda dengan penerbit lain. Masing masing publisher punya ciri khas sendiri sehingga penulis musti memahami hal ini.

2. Proses Terbit Sebuah Buku
Perlu dipahami bagi seorang penulis jika proses terbit sebuah buku ibarat pendakian gunung. Tak ada yang instan meraih puncaknya. Setelah naskah rampung, tak serta merta kita mengangkat kaki ke atas meja dan bersiul siul senang. Masih ada tahapan yang mungkin untuk sebagian besar akan membosankan.

~ Dari naskah yang dikirim ke penerbit, kita musti menunggu hasil apresiasi sang editor minimal 3 bulan. Ini tak menutup kemungkinan mencapai 6 bulan lebih karena kesibukan editor. Jangan segan untuk menanyakan status terbit naskah Anda setelah 3 bulan.
~Setelah sang editor menyatakan naskah Anda lulus, fase berikutnya masuk proses sunting, baca ulang oleh proof-reader, desain kover buku, distribusi ke toko toko buku. Waktu yang dibutuhkan minimal 6 bulan. Jika Anda mennyelesaikan naskah selama 6 bulan, untuk jadi buku waktu yang dibutuhkan minimal satu setengah tahun. Cukup melelahkan namun menantang bukan?

3. Elemen Utama Redaksi Penerbit
Penulis dan redaksi penerbit laksana sepasang pengantin. Saling mengisi, kompak, sangat dibutuhkan oleh keduanya. Pasti ada perbedaan yang nantinya menyeruak, namun kembali lagi penulis dan redaksi musti berkepala dingin agar karya hebat tidak jatuh pada frasa "tidak laku di pasar". Agar lebih dekat dan akrab, kita musti mengenal siapa saja yang ada di meja redaksi.

a. Editor
Ialah sang penentu layak tidaknya naskah kita menjelma sebuah karya bernama buku. Editor bermulti peran mulai memilih naskah, menyunting, mengecek logika berbahasa naskah, mengarahkan desainer kover dan seting buku, mencari endorsmen dari tokoh, dan banyak lagi. Sebagai penulis, kita musti mampu memikat editor dari sinopsis dan 10 halaman pertama dari naskah andalan kita. Jika tidak dapat memuaskannya lewat dua aspek itu, bersiaplah mencari strategi lain!

b. Proof-reader
Sepandai dan cermat seorang editor memeriksa naskah, adakalanya kesalahan kecil dan sepele terjadi. Tugas proof-reader untuk memastikan tidak ada salah ketik, menmeriksa san membenarkan kalimat agar sesuai EYD, dan membantu editor dengan masukan membangunnya. 

c. Desainer Buku dan Kover
Seni mendesain buku memperoleh porsi keberhasilan buku di pasar. Posisikan Anda sebagai calon penikmat buku tentu tidak ingin membeli buku yang tidak enak waktu kita membacanya. Desain buku dalam dan luar harus mencuri perhatian calon pembeli. 

d. Pembaca
Pembaca juga masuk dalam redaksi. Selera pasar menentukan redaksi menentukan pilihan naskah. Pada prinsipnya, menerbitkan buku ialah bisnis. Publiaher tidak mau rugi menerbitkan buku yang potenainya kecil. Tugas penulis mencari strategi menembus redaksi sekaligus selera pasar. Namun janganlah terjebak pada tren pasar yang akan menjadikan kita asal membuat buku agar laris. Percayalah jika menulis buku dengan jiwa suatu saat pasar akan menerimanya. Entahnkapan, namun yakinlah! Karena buku adalah seni, jangan pasung keeativitas kita. 

Tidak ada komentar