Header Ads

MASANGIN untuk JOKOWI atau PRABOWO!


Tak hanya pendukung Jokowi, para pecinta Prabowo menjelma makhluk kasar yang beringas. Berita apa saja jadi pemicu ledakan amarah dari dua kubu. Fans Jokowi tak terima jika capres pilihannya itu dikata boneka Ibu Megawati dan menyerang penggemar Prabowo dengan ucapan tak senonoh "burung si Wowo pruthul. burung Pak Prabowo dikebiri". Pun mereka yang kepincut dengan Prabowo yang berkesan jantan uring uringan jagonya itu di-bully sebagai bekas militer tukang culik dan bertemperamen keras tak pandang bulu siapa yang menghalanginya akan kena tebas kepalanya. Keadaan ini diperparah oleh pernyataan para elit politik yang seolah hilang akal dan main seruduk asal menang.

"Demokrasi selain mahal juga meletihkan!" ucap Rosan dalam Whatsapp-nya pada saya. "Ada cara lain tidak biar uang yang bermilyar milyar itu tidak menguap tanpa bekas?"

Saya sebetulnya malas membahas politik yang sebenarnya bukan ranah pemikiran yang saya kuasai. Tahun 1999 saya memilih Amien Rais berujung kekecewaan mendalam karena ia cerdas namun munafik. Lima tahun berikutnya saya memilih si Fulan dan kalah, lima tahun berikutnya mencoblos si Tukijo berakhir kegagalan. Mutung pun saya canangkan dengan mendeklarasikan jadi golput. Tetiba saya mengubah haluan dan berpendapat jika seorang golput bukan pilihan terbaik. Di pemilihan capres tahun ini, saya berencana memilih lagi!

'Gimana kalau cara mencoblos suara tidak dengan kertas, tetapi ritual Masangin di Alun alun Kidul?' jawab saya sekaligus tanya pada Rosan.

'Apa itu?' Rosan bertanya.

Masangin ialah ritual yang menggembirakan dengan berjalan menembus dua beringin kurung dalam mata tertutup slayer atau kain batik di Alun alun Kidul. Kalau bisa masuk di antara dua beringin, permohonan kita akan terkabulkan. Biasanya, banyak orang yang tak mampu melakukannya dan berjalan miring ke kanan atau kiri, tak fokus lurus, tak jarang yang menubruk kurungan beringin. Namun ada syarat paling utama yang harus pemainnya punyai: Ketulusan dan kebersihan hati.

'Ah kau itu musyrik, Dan!' seru Rosan.

'Ini sekadar guyonan saja kok, Ros.' jawab saya. 'Kalau mau pakai ya silakan. Kalau nggak, tidak jadi persoalan.'

'Gimana tuh caranya, Dan?'

Rosan mulai tertarik dengan ide saya. Saya membisiki diri saya sendiri dengan "Ayo, hipnotis pikiran si Rosan!'

Penjelasan saya seperti ini:

Seluruh pemilih pada 9 Juli 2014 musti berada di Alun alun Kidul. Harus antre dan tidak boleh berdesak desakan kaya iblis saja nggak tahu aturan. Nah, kita ibaratkan beringin di sisi kanan itu Prabowo. Sebelah kiri Jokowi. Atau tergantung nanti kocokan undiannya bagaimana. Ingat, masalah nomor urut jangan dilebay lebay-kan. Nomor satu nanti dibilang si Jokowi anak Tuhan yang Maha Satu. Atau urutan si Prabowo adalah punya istri dua. Tidak boleh mikir yang aneh aneh. Silakan nanti berjalan dengan mata tertutup dan kecenderungannya nanti ke kiri atau ke kanan itulah pilihan kita.

'Lalu, Jokowi dan Prabowo ikut Masangin juga kah?' tanya Rosan.

'Harus!' seru saya. 'Siapa yang berhati tulus dan suci, bisa lewati dua beringin kurung. Kalau nabrak, tamatlah mereka dari niat jadi presiden. Simpel kan? Tanpa modal dan dijamin pemimpin bangsa ialah orang yang bersih hati dan pikirannya.

Rosan langsung merestui ide saya dan berkata: 'Kau cerdas sekali, Dan!'

Saya tidak membalas Whatsapp Rosan yang berarti saya rendah hati.


http://santapjogja.com/masangin-alun-alun-kidul-melewati-dua-beringin-impian-terwujud/

Tidak ada komentar