Header Ads

BAHASA ISYARAT itu MUDAH!


Rizki Maniz dan Indra Kurmala berada di depan kelas. Mereka berpenampilan rapih dan mengumbar senyum tak henti henti kepada kami anggota kursus bahasa isyarat di Sekolah Semangat Tuli Jogja. Sekira tiga puluh peserta hadir antusias belajar bahasa isyarat yang langsung diajarkan oleh saudara saudara tuli kita. 

Sore tadi, pelajaran mengenal warna. Kami di ruangan kelas sekali lagi merasa sangat senang belajar dan berinteraksi dengan teman teman tuli.

'Merah!' Seru Kiki, panggilan akrab Rizki Maniz, dibarengi Mala, sebutan Indra Kurmala.

Kiki memberi contoh isyarat warna merah: jari telunjuk digosok gosokkan ke bibir bagian bawah.

'Kenapa bisa begitu?' tanya salah satu peserta.

Isyarat itu berasal dari warna bibir yang biasanya berwarna merah. Ada yang menyeletuk bagaimana jika warna bibirnya hitam. Lainnya menjawab, salah sendiri jadi perokok.

'Biru!' Mala bergantian memberi contoh isyarat.

Biru jika diisyaratkan yaitu dengan mengangkat tangan, melipat jempol sehingga empat jari lainnya berdiri membentuk huruf B. Lalu kibar kibarkan. Itulah warna biru.

***



Sesi paling menarik ketika Mala dan Kiki mengajak peserta kursus bermain game. Kita dibagi menjadi tiga kelompok. Permainannya seperti ini:

Kelompok berbaris. Peserta paling muka berhadapan dengan Kiki, sedangkan lainnya membalikkan badan menghadap Mala. Kiki menunjukkan tiga kertas berwarna tertentu, Mala sudah menunggu di belakang dengan kertas berserakan di lantai yang nantinya akan dipilih peserta terakhir.

Peserta pertama setelah tahu warna kertas dari Kiki selanjutnya membalik dan memberi instruksi isyarat ke teman di belakangnya. Bersambung dan berurutan, peserta terakhir menjadi penentu apakah warna dari muka sama dengan yang terakhir.

Mengasyikkan dan mengajarkan komunikasi antar anggota tim. Bukan menang dan kalah dalam permainan ini. Tim lain memberi apresiasi dengan tepuk tangan a la tuli yaitu mengangkat kedua tangan dan menggerak gerakkan tangan karena tepukan tangan tidak bisa didengar oleh teman teman tuli.

***

Usai kelas, ada sesi perkenalan dari anggota DAC dan Gerkatin. Uniknya, mereka punya nama khas tuli yaitu isyarat panggilan yang khas. Jika Anda tertarik, bisa minta ke mereka. Semisal Anda punya telinga besar, bisa jadi teman teman tuli menandai nama Anda lewat telinga Anda.

Lalu saya bertanya, 'Lebih nyaman mana kalian dipanggil tuli atau tuna rungu?'

Mas Adhie Kusuma Bharotorres menjawab jika tuli lebih tepat sebagai panggilan mereka karena sebutan tuna rungu berkesan cacad pendengaran.

'Kami tidak cacad.' jawab Mas Adhie. 'Kami normal sama dengan teman teman lain. Perbedaannya hanya kami tidak mendengar.'

Wah, mengesankan sekali bergabung belajar bahasa isyarat tuli. Kita sekalian mengetahui budaya dan kebiasaan teman teman tuli.

Saya berkata dalam batin: 'Mereka filsuf terkeren yang saya kenal!'

Selamat bergabung setiap Senin dan Kamis pukul 16 sampai dengan 17 di Sekolah Semangat Tuli Jogja.
 — with Indra Kurmala and 7 others.

Tidak ada komentar