Header Ads

KELAS BERBICARA INGGRIS: Ketika CC demi CC Darah Mereka Saya Sedot




Sebenarnya, saya mencari kelas bisu. Bayangan saya kalau kursus diam diaman akan menarik karena sepanjang kelas sunyi. Ini akan mengurangi tingkat stres saya karena setiap saat dijejali berita aneh di TV; korupsi, hedonisme, perkosaan, juga manipulasi data penelitian seorang profesor. Namun penasihat spiritual saya bilang begini dalam bahasa Jawa medok:

'Kowe ngapa to, Dan?' ucap Abah Rongrong dalam jubah putih mengilapnya. 'Kowe ki wis bisu, angel ngomong! Ndadak golek kursus bisu. Arep dadi pertapa ya?'

Terjemah bebas Indonesia singkatnya si Abah menyuruh saya mengambil kursus bahasa asing. Inggris minimal, maksimal bahasa Zimbabwe.

Saya mengakui kemampuan berbicara saya rendah. Sulit saya merangkai kata di otak untuk saya ucapkan lewat mulut. Saya gagap. Ini yang membuat saya tak percaya diri ditambah olokan dari teman mengatakan saya alien. Tahun demi tahun saya mendekam dalam kegelisahan hingga saya bertemu Abah Rongrong di toko obat China.

'Siang, Dik!' Sapa Abah dalam bahasa Jawa. 'Lagi cari obat kuat, ya?'

Batin saya, "Kok bisa si bapak jitu menebak! Obat kuat berbicara.'

Pun saya tahu jika Abah luber obrolannya. Dia sangat piawai memperbincangkan segala hal mulai bisnis, falsafah hidup, juga posisi seks yang memuaskan lawan. Saya belajar banyak darinya lambat laun. Kami jadi sahabat.

'Biar secerewet beo, coba ramuan saya!' Tawar Abah.

Merica tumbuk, saos cabe, tahu gepuk, diseduh air panas. Minum setiap kali mau tidur. Memang mujarab! Karena panasnya, gagap saya berkurang jadi semi gagap. Tapi saya pengin sembuh total!

***

Masuk di Kelas Percakapan Inggris ini saya tidak main main. Biarpun usia mulai menua, saya tidak mau kalah dengan para muda. Bukankah ilmu milik semua golongan?

Abah berpesan pada saya, setelah tahu saya ambil kelas Inggris, agar saya sungguh sungguh mengisap darah muda teman teman. Aduh, nggak percaya! Saya sudah dilatih Abah bagaimana menyedot darah tanpa gigi. Cukup dengan melakukan obrolan otomatis darah beralih ke kantung di tas saya. Hebat bukan?

Bagaimana dengan suasana kelas? Asyik, darah teman teman gurih. Ada Nizam yang menyelamatkan saya karena dia paling tua, darahnya kental dan enak. Apalagi para ceweknya ... saya cicipi darah mereka dan bikin berahi menggelora. Untuk teman cowok, darah mereka amis. Terpaksa saya minumkan ke anjing piaraan saya bernama Obama.

Pertemuan ke pertemuan sangat asyik. Cc demi cc saya kumpulkan dari teman teman sebagai asupan keabadian hidup saya. Mereka tak sadar perlahan anemia dan mati tak bersisa darah di tubuh mereka!

Terima kasih penghuni Kelas Percakapan Inggris saya!

www.rumahdanie.blogspot.com

Tidak ada komentar