Header Ads

KILLING THE QUEEN



Lima menit lalu, seorang perempuan mengaku pada saya dia ratu sebuah kerajaan. Ia tak mengatakan nama tempat yang ia berdiri untuk mengatur rakyatnya. Untuk mempermudah saya bercerita pada Anda saya sebut: Kerajaan Liliput.

'Nak, bersediakah Anda ke istana kami? Saya?' si perempuan berambut hitam lebat dengan mahkotanya miring berkata pada saya.

Nyaris saya melontarkan pertanyaan "Wani piro? Berani bayar berapa?". Saya bukan lelaki matre tulen, hanya kondisi kepepet saya meluncurkan kalimat andalan itu. Saya menundukkan kepala.

'Anda tampak sedih, Nak?' tanya si perempuan ratu di depan saya.

Benar apa yang si ratu katakan jika saya dirundung kekalutan luar biasa. Tak hanya karena pemberitaan televisi, radio, koran, otak saya dibombardir kabar jika Kerajaan Surakarta Hadiningrat terus berperang antar anggota keluarganya. Saya bukan orang Solo, sebutan lain untuk Surakarta, pun saya lebih mencintai Yogyakarta Hadiningrat seterunya.

'Saya pengin konsul pada Anda, Bu!' ucap saya.

'Jangan sebut aku "bu"! Itu kesepakatan dari dulu. Saya virgin sampai sekarang dan pantasnya kau panggil aku dengan "nona"!' tawarnya. 'Oke sekarang ceritakan keluh kesahmu!'

Saya bercerita jika Surakarta sebetulnya tempat yang asyik buat berapa saja. Ia punya daerah kekuasaan yang luas. Namun, karut marut kini semakin memerosotkan citra kerajaan. Teman saya berkata jika intrik ditambah dengan salah satu raja, ada dua yang memperebutkan singgasana, suka main gadis di bawah umur. Juga pencurian benda pusaka yang memalukan dan mencerminkan penjagaan keamanan yang longgar.

'Ah itu biasa! Aku pernah dulu hampir dikudeta oleh saudaraku sendiri!' ucap si perempuan sembari terbahak.

'Lalu apa yang harus kita lakukan?' tanya saya.

Si perempuan menanggalkan mahkotanya, melempar jauh jauh, yang membuat saya bengong.

'Jangan beritakan mereka! Semua media harus kompak kalau menaikkan info apapun dari mereka adalah tindakan kekananak kanakan, dungu, dan tak akan mengubah apapun. Biarkan mereka asyik masyuk dengan kegemaran bertikai!'

Sangat berlogika. Karena pemberitaan justru membuat anggota keluarga Kerajaan Surakarta makin beringas di media.

'Ngomong ngomong, Surakarta itu raja atau ratu?' tanya ratu perempuan.

'Raja!' jawab saya.

'Kenapa kamu pakai foto Katty Perry? Dia ratu kerajaan mana?'

'Lupa, Non!'

Pun saya mencari foto dua raja Surakarta. Saya dapat beberapa di google. Namun saya tak tertarik memajang mereka. Hinalah diri saya jika melakukannya.

Tidak ada komentar